SELAIN Kalangan pelajar tingkat SMP dan SMA, puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parmout juga kedapatan melanggar saat berkendara. Hal itu terlihat dalam Operasi Patuh Tinombala 2017 yang dilaksanakan Satlantas Polres Parmout, Senin (22/5).
Kasat Lantas Polres Parmout, Iptu M. Abdhi Hendriatna kepada sejumlah wartawan mengatakan, sejak dimulainya Operasi Patuh Tinombala, banyak yang terjaring dari kalangan pelajar.
Namun, sebagiannya itu banyak dari kalangan PNS yang berkendara tanpa menggunakan helm. Bahkan, ada pula PNS yang kedapatan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) ketika berkendara.
Rencananya kata dia, untuk menekan tingginya angka terjadinya pelanggaran lalulintas, pihaknya akan meningkatkan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan membangun kerjasama dengan Pemkab Parmout melalui instansi terkait seperti Dinas Perhubungan (Dishub). Pasalnya, melalui pihak Dishub, Satlantas dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalulintas di kalangan PNS.
“Sedangkan khusus kalangan pelajar, dapat dilakukan dengan meningkatkan lagi kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah yang sering dilaksanakan sebelum saya menjabat sebagai Kasat,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya sengaja melaksanakan Operasi Patuh Tinombala yang terakhir di Kawasan Tertib Lalulintas (KTL), tepatnya di jalur dua kompleks perkantoran Pemkab Parmout.
Hal itu kata dia, untuk mengetahui secara pasti sejauh mana tingkat pelanggaran yang masih saja terjadi di KTL. Ia menyebutkan, pelaksanaan Operasi Patuh Tinombala 2017 tersebut dilaksanakan di beberapa wilayah, yakni jalur trans sulawesi Kecamatan Sausu, Desa Sumbersari Kecamatan Parigi Selatan dan beberapa titik di pinggiran Kota Parigi.
Selama pelaksanaan Operasi Patuh Tinombala 2017 hingga hari terakhir kata Abdhi, tercatat sebanyak kurang lebih 300 pelanggar. Menurutnya, angka jumlah pelanggar yang tercatat selama pelaksanaan Operasi Patuh Tinombala 2017 tersebut terbilang sangat tinggi. Sehingga, pihaknya akan berupaya lagi untuk melakukan upaya menekan jumlah pelanggar yang masih sering kali terjadi di KTL.
“Jika masyarakat pada umumnya memahami akan pentingnya tertib berlalulintas, pasti akan dapat mengurangi kasus kecelakaan lalulintas. Apalagi, kasus kecelakaan lalulintas disebabkan adanya pelanggaran. Kami berupaya juga agar di KTL, masyarakatnya dapat memahami pentingnya tertib berlalulintas,” tandasnya.
Reporter: Roy Lasakka