FPTI Parmout Utus Lima Orang Atlit

  • Whatsapp
banner 728x90
Kejuaraan
Bouldering Champioship II

PARMOUT,- FEDERASI Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) mengutus lima orang atlit panjat tebing binaannya pada kejuaraan Bouldering Championship II yang dilaksanakan di Kota Palu pada kegiatan Palu Nomoni.

Ketua FPTI Kabupaten Parmout melalui Sekretaris, Sudirman kepada Kaili Post, Senin (25/9) mengatakan, dalam kejuaraan Bouldering Championship II tersebut, ke lima orang atlit tersebut mengitkuti semua kategori lomba, yakni Umum Putra dan Putri, Umur Putra dan Putri, Pelajar dan Mahasiswa Putra hingga Spider Kid Putra umur 13 tahun.

Ke lima atlit tersebut kata dia, merupakan atlit binaan Pengurus Cabang (Pengcab) FPTI Parmout yang dilatih sejak tiga pekan sebelum diberangkatkan. Dalam persiapannya, ke lima orang atlit utusan Pengcab FPTI Parmout tersebut hanya dilatih pada di sirkuit Wall Climbing.

Pasalnya, untuk saat ini Pengcab FPTI Parmout belum memiliki sirkuit bouldering karena belum tersedia. Sehingga, Pengcab FPTI Parmout berencana untuk melayangkan usulan kepada pihak Pemerintah Daerah (Pemda) terkait pembangunan sarana panjat tebing jenis bouldering.

Hanya saja, hal dipastikan belum dapat terealisasi secepatnya karena Pengcab FPTI Parmout saat ini telah mendapatkan pembangunan sirkuit jenis speed untuk persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). “Tetapi, hal itu bukanlah menjadi kendala bagi Pengcab FPTI Parmout dalam melakukan pembinaan atlit,” ujarnya.

Menurutnya, sejauh apa pun prestasi yang dapat diraih oleh para atlit utusan Pengcab FPTI Parmout bukan menjadi tolak ukur kegagalan.

Pasalnya, banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat diraih setiap kali mengikuti kejuaran panjat tebing untuk lebih mengasa lagi kemampuannya. Apalagi, pelaksanaan Porprov yang akan diselenggarakan di Kabupaten Parmout nantinya dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan prestasi dalam dunka olahraga.

“Kami tidak persoalkan jika atlit utusan kami gagal atau belum berhasil mendapat yang terbaik. Yang terpenting adalah, bagaimana para atlit dapat mengasah lebih baik lagi kemampuannya dengan menjadi kegagalan itu sebagai motivasi. Namanya saja perlombaan, pasti ada yang menang dan kalah,” tandasnya.

Reporter/biro parmout: Roy Lasakka

Berita terkait