POSO,- PENGGILINGAN Padi berukuran besar itu kini telah berdiri di Desa Masamba sebagai milik (asset) desa. Menurut Kepala Desa Masamba, Ambo Sakka, pembangunan penggilingan padi yang menggunakan Dana Desa (DD), selain dimaksudkan untuk memastikan kesiapan penggilingan dalam menampung produksi padi, juga diharapkan akan menjadi salah satu usaha mandiri yang nantinya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Jadi setelah kami menganalisa dan memusyawarahkan dengan masyarakat, kita memutuskan untuk membangun gilingan padi, karena selama ini kadang-kadang gilingan yang ada kewalahan dalam melayani petani saat panen raya. Selain itu, kita juga berharap ke depan Bumdes bisa menangani gilingan tersebut, sehingga bisa menekan biaya produksi petani, sekaligus memberdayakan Bumdes yang sementara kami siapkan kepengurusannya”, Kata Kades Ambo Sakka, yang ditemui Kaili Post belum lama ini didampingi sekretarisnya, Hasbullah Ladathji.
Sekdes Masamba, Hasbullah menambahkan, biaya pembangunan fisik gilingan padi dengan pembebasan lahannya, termasuk mesin penggilingan dengan perangkat keras lainnya, menelan anggaran sebesar Rp.513.922.000,- “Waktu verifikasi di tingkat Kabupaten tim verifikasi sempat kaget, karena anggaran sarana produksi (saprodi) kami sangat kecil, hanya Rp.50.000.000,-. Jadi kami jelaskan sebenarnya anggaran untuk mendukung pertanian justru cukup besar, karena kita akan merampungkan penggilingan padi dengan anggaran lebih dari 50 persen total Dana Desa (DD), jadi untuk pendanaan saprodi kita perkecil dulu”, sambung Kades Masamba, Ambo Sakka.
Diketahui, lahan sawah yang sedang menunggu panen raya di Desa Masamba saat ini berkisar 400 hektar, dan diharapkan bisa menyuplai beras di Kabupaten Poso sampai 15 persen, dari total persediaan beras yang ada di Kabupaten Poso.**
Reporter/Editor: Darwis Waru