Selamatkan Masa Depan Indonesia

  • Whatsapp
“Prabowo Harus Menang”
Selasa (8/1/2019) Capres Prabowo bersama rombongan meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban bencana alam likuifaksi

Reporter: Ramdan otoluwa


SALAH satu warga pengungsi di shelter pengungsian Desa Mpanau Kecamatan Biromaru meminta Prabowo Subianto harus menjadi Presiden Republik Indonesia. Prabowo harus menyelamatkan dan mensejahterakan bangsa Indonesia.

“Bapak harus jadi Presiden. Kalo bapak jadi presiden, ganti semua sistem yang ada. Selamatkan dan sejahterakan bangsa Indonesia,” kata emak-emak  pengungsi ini dengan suara parau dan berlinang air mata.

Capres Prabowo hanya tersenyum dan tidak mampu berkata-kata mendengar aspirasi ini.

Kemarin, Selasa (8/1/2019) Capres Prabowo bersama rombongan meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban bencana alam likuifaksi.

Huntara yang dikunjungi kali ini merupakan bantuan yang ia bangun di Biromaru Kabupaten Sigi, melalui kader-kader di DPP, DPD dan DPC Partai Gerindra.

Sebelumnya, Prabowo menghadiri acara temu kader, relawan dan simpatisan di Hotel Santika Palu.

“Prabowo Subianto berpandangan bahwa kita harus selamatkan masa depan bangsa Indonesia,” kata Prabowo dalam acara yang bertajuk “Prabowo Menyapa Sulawesi Tengah” di Hotel Santika, Kota Palu, 
Selasa (8/1/2019).

Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini berpendapat bahwa elite-elite di Jakarta tidak bisa diharapkan lagi. Mereka tidak memikirkan kehidupan rakyat. Oleh sebab itu, jika para elit tidak lagi peduli, maka Prabowo menekankan bahwa saat ini sudah waktunya rakyat  mengerti mengenai situasi bangsa ini.

“Dan saya rasakan di mana-mana saya pergi, rakyat sudah mengerti, rakyat sudah faham, rakyat sudah sadar. Rakyat Indonesia tidak mau dibohongi lagi,” tegasnya.

Prabowo menyebutkan, di mana-mana ia menyampaikan pidato di hadapan publik, namun kerap kali pernyataan dalam pidatonya dipelintir.

“Budaya pelintir ini, sudah ramai di bangsa kita, dicari-cari, nunggu Prabowo salah bicara,” tutur Prabowo.

Ia mengemukakan bahwa saat ini usianya sudah masuk di 68 tahun. Karena itu, setiap dirinya mengemukakan pendapat di hadapan publik, ia yang sebenar-benarnya, karena dirinya hanya takut dengan Allah SWT, Tuhan Sang Pencipta.

“Mau televisi bilang apa, mau koran-koran mainstream bilang apa, rakyat sudah mengerti,” katanya.

Apapun situasi saat ini, rakyat tidak mau lagi dibohongi para elit. Di mana elite-elite di Jakarta yang sudah menikmati kekayaan Indonesia sekian puluh tahun, yang tidak mau berfikir kepada rakyat jelata, rakyat yang miskin, rakyat yang susah. Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan dirinya tidak mau lagi berbicara keras-keras, sebab suasana akan semakin memanas.

Usai acara, Prabowo Subianto bersama Gubernur Sulteng yang juga Ketua DPD Gerindra Sulteng, Longki Djanggola bertolak ke Makam Ulama besar Pendiri Alkhairaat, Alm Sayyid Alhabib Idrus Bin Salim Aldjufri untuk berziarah, kemudian menuju kediaman Sayyid Alhabib Saggaf Aldjufri untuk bersilaturahim.

Prabowo bersama rombongan kemudian bertolak ke Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi untuk meninjau Huntara dan bertemu dengan warga Huntara korban bencana alam likuifaksi.

Huntara yang dikunjungi kali ini merupakan bantuan yang ia bangun di Biromaru Kabupaten Sigi, melalui kader-kader di DPP, DPD dan DPC Partai Gerindra.**

Berita terkait