Reporter: Yohanes Clemens
|
PESTA Demokrasi serentak yang jatuh pada
tanggal 17 April 2019 merupakan tantangan tersendiri bagi para kaum milenial.
Olehnya, menanggapi apa yang terjadi ditahun-tahun sebelumnya, Perhimpunaan Mahasiswa
Katolik Republik Indonrsia (PMKRI) cabang Palu St. Leo Magnus mengadakan
kegiatan diskusi publik, Sabtu (30/3/2019).
tanggal 17 April 2019 merupakan tantangan tersendiri bagi para kaum milenial.
Olehnya, menanggapi apa yang terjadi ditahun-tahun sebelumnya, Perhimpunaan Mahasiswa
Katolik Republik Indonrsia (PMKRI) cabang Palu St. Leo Magnus mengadakan
kegiatan diskusi publik, Sabtu (30/3/2019).
Diskusi publik tersebut mengambil
tema, “Kaum Milenial Harus Cerdas dan Integritas Dalam Memilih” yang
melibatkan siswa SMA, Ormas, Kelompok Kategorial, dan Hirarki Gereja. Turut
hadir dua narasumber Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Palu, dan Advokasi
Hukum yang sekaligus Senior PMKRI cabang Palu.
tema, “Kaum Milenial Harus Cerdas dan Integritas Dalam Memilih” yang
melibatkan siswa SMA, Ormas, Kelompok Kategorial, dan Hirarki Gereja. Turut
hadir dua narasumber Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Palu, dan Advokasi
Hukum yang sekaligus Senior PMKRI cabang Palu.
Dilaksanakan kegiatan tersebut
didasari banyaknya kaum milenial yang apatis dengan proses pemilihan Umum.
Mereka lebih memilih untuk berdiam diri dirumah ketimbang untuk ketempat
pemunggutan suara, kata Luat Sipahutang selaku Ketua PMKRI cabang Palu.
didasari banyaknya kaum milenial yang apatis dengan proses pemilihan Umum.
Mereka lebih memilih untuk berdiam diri dirumah ketimbang untuk ketempat
pemunggutan suara, kata Luat Sipahutang selaku Ketua PMKRI cabang Palu.
“Kaum milenial saat ini kurang
menyadari bahwa satu suara sangat berharga bagi para calon, yang akan
menentukann masa depan negeri ini. Kegiatan ini kita lakukan, sekaligus
mensosialisasikan kepada kaum milenial agar tidak Golput dalam pemilu serentak
Tahun 2019,” jelasnya.
menyadari bahwa satu suara sangat berharga bagi para calon, yang akan
menentukann masa depan negeri ini. Kegiatan ini kita lakukan, sekaligus
mensosialisasikan kepada kaum milenial agar tidak Golput dalam pemilu serentak
Tahun 2019,” jelasnya.
Ketua Bawaslu kota Palu Ivan
Yudharta, S. Sos, lebih meinginkan kaum milenial menjadi garda terdepan dalam
mengawasi pesta demokrasi dalam hal ini adalah pemilu serentak pada tanggal 17
April tahun 2019. Sebab menurutnya, pemilihan serentak tahun ini salah satu
sejarah dalam catatan berdemokrasi diindonesia.
Yudharta, S. Sos, lebih meinginkan kaum milenial menjadi garda terdepan dalam
mengawasi pesta demokrasi dalam hal ini adalah pemilu serentak pada tanggal 17
April tahun 2019. Sebab menurutnya, pemilihan serentak tahun ini salah satu
sejarah dalam catatan berdemokrasi diindonesia.
“Ini adalah pemilihan serentak
pertama kali yang dilakukan dalam sejarah. Dimana ada Pilpres dan Pileg,
dilaksanakan bersamaan. Ini adalah tantangan tersendiri bagi kami, sehingga,
kaum milenial harus cerdas untuk memilih calon pemimpin. Caranya kita kenali dulu
visi misi calon tersebut,” ungkapnya.
pertama kali yang dilakukan dalam sejarah. Dimana ada Pilpres dan Pileg,
dilaksanakan bersamaan. Ini adalah tantangan tersendiri bagi kami, sehingga,
kaum milenial harus cerdas untuk memilih calon pemimpin. Caranya kita kenali dulu
visi misi calon tersebut,” ungkapnya.
Sedangkan, Ketua Presidium PMKRI
Cabang Palu St. Leo Magnus Yakobus Paul, mengatakan bahwa kegiatan diskusi
publik hari ini adalah agenda pertama dalam kepengurusannya. Olehnya peran kaum
milenial sangat penting dalam mengawal demokrasi ini, kaum milenial tidak boleh
apatis apalagi menjelang pesta demokrasi pemilu serentak tahun ini.
Cabang Palu St. Leo Magnus Yakobus Paul, mengatakan bahwa kegiatan diskusi
publik hari ini adalah agenda pertama dalam kepengurusannya. Olehnya peran kaum
milenial sangat penting dalam mengawal demokrasi ini, kaum milenial tidak boleh
apatis apalagi menjelang pesta demokrasi pemilu serentak tahun ini.
“Kaum milenial harus menjadi
pemilih yang cerdas dan integritas, serta tidak boleh golput,” terangnya.
pemilih yang cerdas dan integritas, serta tidak boleh golput,” terangnya.
Selanjutnya, Pastor moderator PMKRI Cabang Palu, Pastor Jefri A. Bogia, Msc,
mengajak para tamu undangan agar tidak menjadi konflik jika ada perbedaan
pilihan. Pastor juga menyampaikan agar kaum milenial harus cerdas dalam memilih
pemimpin, jangan memilih pemimpin karena ada kesamaan suku, agama, etnis dan
budaya tapi pililah pemimpin yang punya gagasan.**