Surat Palsu Untad, Bukan Hoax

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter: Yohanes Clemens

BEREDARNYA Surat Perihal “Penerbitan Buku
Recovery Palu-Sigi-Donggala Pasca Gempa dan Tsunami (Karya UNTAD Membangun
Negeri)” menuai polemic.
Sebelumnya diketahui beredarnya
surat Perihal “Penerbitan Buku Recovery Palu-Sigi-Donggala Pasca Gempa dan
Tsunami (Karya UNTAD Membangun Negeri)” adalah Palsu sebab, surat itu juga
terlampir Form berisi permintaan bantuan/uang.

Surat dan form tersebut telah beredar ke instansi/perorangan. Setelah ditelusuri,
tandatangan Rektor tertanggal 24 Januari 2019 dalam surat itu bukan tandatangan
langsung, tetapi merupakan hasil scan, dan tidak dibubuhi oleh paraf Kasubbag
TU Untad.

Dalam surat yang menawarkan kerjasama display iklan itu, berisi permintaan bantuan
uang kepada instansi lain. Dengan menggunakan Kop Surat Untad, dan tandatangan
Rektor, surat itu dibuat seolah-olah surat asli dari Pimpinan Untad.

Untuk itu, melalui pengumuman ini, pihak
Untad menegaskan bahwa surat itu adalah SURAT PALSU yang dikeluarkan oleh oknum
yang tidak bertanggungjawab, dan ingin mengambil keuntungan pribadi dengan
membawa nama Untad. Lampiran surat berisi form permintaan bantuan/dana itu
dibubuhi oleh tandatangan berstempel atas nama RIO GUNAWAN dengan memakai
alamat Untad, dan dalam pemberitahuan ini ditegaskan bahwa RIO GUNAWAN tidak
ada kaitannya dengan Untad, serta FORM dalam lampiran surat itu adalah bentuk
PENIPUAN.
Menangapi hal tersebut, Wakil Rektor
Bidang Pengembangan dan Kerja Sama (Warek Banjas), Prof Mery Napitupulu MSc,
PhD, saat ditemui diruang kerjanya Rabu (10/4/2019) mengatakan, surat tersebut
tidak ada yang palsu dan surat tersebut saya yang bikinkan, karena itu bagian
dari MoU. “Jadi, tidak ada yang palsu dari surat itu, yang dapat
malapetaka malah sekarang saya, karena itu ada  MoUnya, dan ada surat
penawarannya,” kata Prof Mery.
Sehingga kita telah menerbitkan
surat pengantar rekomendasi yang ditandatangani oleh dan atas nama Rektor
Universitas Tadulako (Untad), jadi tidak ada yang hoax dan yang kedua adalah
membentuk tim teknis.
“Sekali lagi saya katakan benar
itu tanda tangan saya antar ke ruangan Rektor, dan itu adalah tanda tangan asli
dari Rektor. Dan perjanjian kerjasama, ini dikeluarkan 2 hari sebelum pasca
gempa. Tapikan tetap saja ini merupakan karya Untad membangun negeri.
Maka dari itu, lanjut Prof Mery,
judul itu berbeda dari sebelumnya, karena terjadinya gempa sehingga, itu
dirubah kembali tetapi tetap saja ini merupakan karya Untad. Yang terjadi
mungkin karena waktu dikeluarkan tidak ada lampiran tersebut. Tetapi tidak
berarti ini hoax.
“Membuat lampiran tanda terima
uang jika orang menyumbang. Bahkan sesuai dengan perjanjian kita dikasih 1000
eksemplar, dan dana mereka dikasih dari sponsor sponsor yang ada.”
“Kewajiban pihak pertama menerbitkan
surat pengantar rekomendasi yang ditandatangani oleh atas nama Rektor dan hak
kita mendapatkan buku sebanyak 1000 eksemplar. Dan yang dimasalahkan soal uang
yang dikirim melalui orang lain, saya rasa yang penting orang yang datang minta
uangkan membawa surat kerja sama , jadi itukan sudah bisa dipercaya. Tidak
mungkin yang datang antar si Dia baru, yang terima si Dia, biarlah Dia yang
pertanggung jawabkan,” pungkasnya.
Olehnya, Prof Dr Ir H Muhammad Basir
Ciyo SE, MS, dihubungi Via Whatshap mengatakan, tidak ada dalam surat itu
memberi mandat nama Rio untuk minta uang. “Kalau surat okelah mau scan
atau tanda tangan asli gak masalah. Mestinya form itu harus kop Untad juga dan
harus orang Untad. Kok yang muncul tiba-tiba Rio Gunawan. Dan mestinya jangan
pake nama orang lain minta-minta uang tapi harus pihak Untad,” tuturnya.**

Berita terkait