Reportase: yohanes clemens
KEMARIN, pukul 11.00 Wita rombongan yang mewakili Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola dan pimpinan Harian Mercusuar melaporkan tindak pidana UU ITE terkait dengan ‘koran editan’ mirip cover Harian Mercusuar ke Polda Sulteng. Ada beberapa nama dilaporkan. Salah satunya adalah nama politisi. Sayang, pihak Pemprov belum terbuka siapa politisi itu.
Gubernur diwakili, Humas Pemprov, Haris Kariming, mengatakan, terkait dengan berita hoax yang beredar di media sosial sejak Minggu (19/05/2019) hingga kemarin. Biro Humas, didampinggi Biro Hukum, selaku pengacara Pemprov.
“Pelaporan awal, sekaligus berkoordinasi untuk tindak lanjut pelaporan ini. Jadi, dalam hal ini kapasitas kami yaitu, membawa, melapor tentang pelanggaran undang-undang ITE terhadap Bapak Longki Djanggola sebagai jabatan, Gubernur Sulawesi Tengah,” ujarnya.
“Karena kapan lagi Provinsi Sulteng, bias bebas hoax, kalau tidak ada efek jera terhadap pelaku-pelaku oknum-oknum tersebut,” harapnya.
Sehingga, lanjut Haris, ada beberapa nama yang dilaporkan. Dan nanti bapak Gubernur juga akan dimintai keterangan oleh penyidik dari Cyber Crime.
“Jadi dari kami intinya ada dua mungkin yang akan kami laporkan, yakni, perbuatan tidak menyenangkan dan pelanggaran ITE,” pungkasnya.
Sementara itu, Harian Mercusuar yang diwakili Pimpinan Redaksinya Tasman Banto juga melaporkan hal yang sama sebagai pihak (media) yang dirugikan.
“Laporan ini diperintahkan langsung pimpinan umum Bapak Tri Putra Toana. Saya sebagai wakil saja dalam laporan ini,’’ ujar Tasman yang datang bersama-sama pihak Pemprov.
Gubernur, kata Karo Humas dan Protokol meminta Polda mencari siapa yang telah melakukan penyebaran berita hoax tersebut. Haris saat diwawancarai awak media Senin kemarin usai melapor ke Krimsus Polda mengatakan bahwa, Gubernur menekankan agar kasus tersebut dikawal terus proses hukumnya. “Taglinenya tiada ampun,’’ kata Haris.
“Tidak ada ampun Taglinenya, dikawal sampai didapat siapa pelakunya. Itu tidak ada ampun. Apalagi sudah mencatut media resmi yang ada di provinsi Sulawesi Tengah ini, yaitu berita dari Koran Mercusuar,” jelasnya. Olehnya ia mengutip pernyataan Gubernur berharap, laporan tersebut memberi efek jera dan tidak ada lagi hoax di Provinsi Sulteng. ‘’Kami akan siap mengawal, dan kami juga berharap partisipasi teman-teman wartawan semua dalam memberantas hoax di Provinsi Sulteng,’’ terangnya.
Tasman menimpali bahwa laporannya, sudah disampaikan, “Tapi ini nanti akan dimintai dulu keterangan Pak Gub, kemudian saya sebagai penanggung jawab Mercusuar, juga nanti akan dipanggil untuk dimintai keterangan lebih lanjut.’’ Katanya.
“Jadi saya juga mau tunggu dipanggil untuk diperiksa. Dan sudah dibuat laporan awal, Sebab, saya juga merasa dirugikan, media saya sudah merasa dirugikan. Sebab, dirugikan dengan berita yang tidak bias dipertanggung jawabkan, dan judulnya sangat provokatif,” ujar Tasman.
Harian Mercusuar, lanjut Tasman, tidak pernah menerbitkan berita hoax soal “Aksi People Power”. Berita asilnya adalah soal “Lion Club Rehabilitasi Dua Sekolah Rp2M”. Tapi diedit menjadi berita lain yang tidak jelas asal usulnya.
“Media kami sudah ternodai, dengan ulah pihak yang tidak bertanggung jawab, yang sudah menggunakan Koran Mercusuar untuk menyebarkan berita hoax. Olehnya, manajemen Mercusuar tidak tinggal diam akan menempuh jalur hukum atas tindakan tersebut, walaupun ini menyangkut urusan politik atau apalah itu, tapi ini sudah mencederai Mercusuar sebagai Korannya Rakyat Sulteng, dan juga melukai hati para pembaca kami,” tandasnya.**
ANALISIS KASUS ‘KORAN EDITAN’ MIRIP MERCUSUAR SERANG GUBERNUR
Sesuai dengan analisis penelitian dan pengembangan (Litbang) Kaili Post, bahwa foto ‘koran editan’ mirip dengan cover Harian Mercusuar (induk grup TMG) kemarin (20/05/2019) ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu;
- Koran Editan yang mirip dengan cover Mercusuar menggunakan font (huruf) yang sama digunakan Mercusuar. Olehnya, patut diduga bahwa ‘koran editan’ tersebut dilakukan secara profesional pra cetak (desain grafis/lay out) oleh pelaku.
- ‘koran editan’ mirip Mercusuar itu diambil dari cover Mercusuar dan pelaku lupa menghapus atau menghilangkan keterangan ‘Baca TONAKODI di Hal 7 yang menjadi tulisan atau catatan ringan awak redaksi dan sub judul Headline News Mercusuar, yaitu ‘Masyarakat Tionghoa Sumut Sumbang Logistik.
- Keterangan foto disamping foto utama biasa digunakan sebagai cover Harian Mercusuar sehingga patut diduga ‘koran editan’ menggunakan cover Mercusuar untuk membuat berita bohong.
- Patut diduga pelaku lebih dari satu orang dan memiliki motif terkait dengan membenturkan Pers dan pemerintah (gubernur) terkait dengan isu Pilpres dan People Power.
*sumber resmi litbang harian kaili post…!!!