SAAT Anwar Hafid (AH) menyelesaikan tugas sebagai Bupati Morowali sesungguhnya AH tidak siap menjadi caleg DPR RI. Hal ini karena Fatsun kepemimpinannya terbiasa sebagai leader eksekutif. Tetapi karena perintah partai, AH maju sebagai caleg DPR RI diinjuri time. Ini menunjukkan AH adalah kader yang loyal terhadap partai.
“Alhamdulillah AH lolos dan memenangkan pertarungan suara pribadi seluruh caleg DPR RI di Morowali dan Morut,” kata Sekertaris DPD Partai Demokrat (PD) Sulteng Abd Razak BM Radjak seperti dikutip dari siaran pers Senin (27/5/2019).
Menangkis pemberitaan di media soal maju atau tidaknya AH dalam kontestasi pilgub, lebih jauh Abd Razak mengungkapkan pertemuan AH dengan Bendahara Umum (Bendum) Nasdem, Ahmad Ali adalah silaturahmi biasa sebagai sesama politisi. Dan juga sebagai sesama putra daerah Morowali bersilaturahmi kakak dan adik.
“Sama sekali tak benar pernyataan yg dimuat beberapa media yang menyatakan ‘jika Ahmad Ali maju pilgub AH tak akan maju’,” tegasnya.
Pada prinsipnya, imbuh dia, AH sebagai kader utama PD sangat loyal terhadap perintah partai. Jika partai memerintahkan AH maju dalam kontestasi pilgub maka AH akan sangat siap untuk bertarung.
Dikatakan, AH adalah kader yang konsisten akan perjuangan politiknya. Saat beliau masih menjabat sebagai Bupati Morowali ditawarkan untuk menjadi wagub tetapi AH menolak karena menyelesaikan masa tugasnya sebagai bupati untuk istiqomah pada sumpah dan janji jabatan.
“Insya Allah selesai lebaran Idhul Fitri menunggu masa pelantikan AH sebagai legislator senayan akan melakukan road show delapan kabupaten yang akan melaksanakan pilkada, sekaligus konsolidasi awal jika partai memerintahkan AH untuk maju dalam kontestasi pilgub,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulawesi Tengah, Anwar Hafid dan Bendahara Umum DPP Partai Nasdem, Akhmad H Ali pada Minggu (26/05/2019) nampak mesra bertemu. Foto-foto keduanya dipajang di media sosial dari akun resmi Mat Sun – sapaan akrab Akhmad H Ali, dari kediamannya Jalan Swadaya Palu Timur, Sulteng.
Linimasa yang diposting sejak sore kemarin itu langsung banjir komentar dan reaksi netizen. Sejumlah netizen langsung mengaitkan dengan rencana keduanya akan berlaga di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2020 -2025 mendatang.
‘’The next gubernur Sulteng mendatang.’’ Demikian salah satu komentar nitisen di atas cuitan akun Ahmad Ali itu. Pada foto itu, Mat Sun mengenakan kaos hitam dibalut celana panjang putih. Sedangkan AH, menggunakan baju putih dan celana krem dengan kopiah hitam.
Sebelumnya, belum genap sehari, AH di diskusi Warkop Udin FM, Jalan Setia Budi Palu menyebut bahwa dirinya menunggu sinyal Mat Sun. Apabila, Mat tidak maju di Pilgub, maka dirinya akan maju. Tetapi apabila Mat ikut berlaga di Pilkada, maka dirinya memilih menjalankan amanah di DPR RI. Tidak jelas apa hasil pertemuan keduanya tersebut.
Ada yang menarik pertemuan keduanya. Pertama; kedua tokoh politik ‘Wosu’ itu tercatat seteru politik yang kental sejak Pilkada Morowali tahun 2013 lalu. Mat Sun dikanvaskan AH di Pilkada 2013 dan sempat digelar PSU (pemilihan ulang) beberapa wilayah. Di Pilkada 2018 lalu, AH yang membawa jago adiknya Syarifuddin, dibalas Mat yang membawa Taslim sebagai Cabup dari Nasdem. Skor satu sama.
Di Pileg 2019 lalu, Mat dan AH pun kembali berlaga menuju senayan (DPR RI). Mat diusung Nasdem dan AH diusung Demokrat. Keduanya mendapat tiket nomor urut satu. Hasilnya? AH lebih unggul meraup suara dari Morowali ketimbang Mat Sun. tapi secara keseluruhan raupan suara Mat Sun di Sulteng meniggalkan jauh seteru politik lamanya itu.
Demikianlah fasun politik. Tidak ada musuh abadi. Yang ada adalah kepentingan politik yang abadi. Kemarin boleh bersetru politik. Tapi suatu saat, bisa saja menjadi teman untuk kepentingan sesaat. ‘’Bisa jadi pertemuan itu AH yang menjadi tamu (di kediaman Mat) ingin memastikan apakah Mat akan berlaga di Pilgub atau tidak. Atau bisa jadi keduanya akan koalisi. Semua bisa terjadi,’’ terang salah satu kader Partai Demokrat Sulteng.**
Reporter: Ramdan Otoluwa