Pesimis Harga Tiket Turun

  • Whatsapp
banner 728x90
Reportase: Yohanes Clemens

PERTUMBUHAN Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah
(Sulteng) pada triwulan I-2019 bertumbuh sebesar 6,77 persen. Namun pertumbuhan
ini mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) 0,99 persen bila dibandingkan triwulan
sebelumnya (q-to-q).

Sementara
inflasi Sulteng akhir triwulan satu 2019 diperkirakan berada pada kisaran 3,2
persen sampai 3,6 persen. Angka tersebut tergolong tinggi sebab mengendalikan
inflasi pasca bencana tidaklah mudah. Penyebab inflasi yakni harga tiket
pesawat dan pangan yang naik sangat tinggi pasca bencana.

Pemerintah pusat memutuskan akan menurunkan tarif
batas atas (TBA) tiket pesawat 12%-16% pada 15 Mei 2019. Hal ini diharapkan
agar harga tiket pesawat bisa segera turun.

Namun demikian,
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pesimistis intervensi pemerintah
tersebut akan mampu menurunkan harga tiket pesawat. “Persentase penurunan
TBA tidak otomatis akan menurunkan harga tiket pesawat. Itu hanya di atas
kertas saja,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam siaran pers,
Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Pasalnya, semua
maskapai telah menerapkan tarif tinggi, rata-rata di atas 100% dari tarif batas
bawah. Sehingga, turunnya TBA tidak akan mampu menggerus tingginya harga tiket
pesawat dan tidak akan mampu mengembalikan fenomena tiket pesawat murah.

Seharusnya, kata
Tulus, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan pendukung, yakni dengan
menurunkan PPN tarif pesawat yang saat ini sebesar 10%. Dengan demikian pemerintah
bersikap adil dan bukan hanya menekan maskapai. Di sisi lain pemerintah tidak
mau potensi pendapatan dari PPN tersebut berkurang.

Terpisah,
pengamat ekonomi Universitas Tadulako, Muhtar Lutfi menilai salah satu faktor
yang berperan besar dalam melambatnya pertumbuhan ekonomi adalah adanya
kenaikan harga tiket pesawat.

“Dari sisi negatif,
harga tiket pesawat yang mahal akan menyebabkan turunnya penumpang pengguna
angkutan udara, berimbas pada sektor pariwisata, tingkat hunian hotel menurun,”
kata Dekan Fekon Untad ini, Selasa (14/5/2019).

Hal ini juga, kata
Muhtar, berimbas pada bisnis online yg menggunakan jasa kargo dalam pengiriman
barang serta efek domino lainnya.

“Positifnya, banyak
calon penumpang mengalihkan rencana perjalanan mereka khususnya untuk jarak
dekat pada angkutan darat seperti bis, kereta api serta angkutan laut khususnya
kapal kapal PELNI. Jika menakar antara dampak kenaikan harga tiket mana yang
lebih besar maka sisi negatif nya jauh lebih besar daripada sisi positifnya,”
tukasnya.**

Berita terkait