AKSI Demontrasi Mahasiswa yang berujung banyak korban jiwa dan penangkapan aktivis mahasiswa di berbagai daerah di luar Jawa dan di Jawa mulai disikapi prihatin oleh generasi sebelumnya. Adalah Eksponen Mahasiswa 98 dengan nama EMAS 98, di Palu Sulawesi Tengah kemarin malam (28/09/2019) mengeluarkan pernyataan sikap. Meminta Presiden Joko Widodo mencopot Kapolri Jenderal Tito Carnavian.
Sebelum mengeluarkan sikapnya sejumlah eks aktivis 98 itu antara lain; Andi Ridwan, Sudirman Zuhdi, Rahman Tolleng, Yusrin L Banna, Sukiman Nurdin, Jumadi, Sirwan/Ecol, Agussalim dan Datu Wajar Lamarauna melakukan diskusi dengan beberapa aktivis HMI dan aktivis mahasiswa Untad. Menurut mereka diskusi bertujuan untuk mengeksplor fakta-fakta dan informasi dan membangun idiologi yang sama.
Menurut Andi Ridwan, mengamati dan menyikapi kondisi NKRI kekinian, dimana gerakan Mahasiswa direspon dgn kekerasan oleh Rezim Jokowi, hinggga membuat adik-adik kami Mahasiswa meninggal dunia satu persatu. Ribuan yang terluka, ditahan serta dijadikan tersangka diperlakukan tidak pada mestinya.
Di sisi lain prilaku rezim Jokowi terhadap perusuh dan pendemo di Papua, diam seribu bahasa. Walau ratusan rakyat dan petugas telah dibantai meradang nyawa di Papua.
Sikap standar ganda, sangat menyolok dipertontonkan didepan mata oleh Rezim, terhadap gerakan aksi yang terjadi di wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Di Papua rakyat dibunuh secara biadab oleh perusuh, tanpa tindakan dari pihak keamanan (pembiaran), tegasnya negara tidak hadir membela tumpah darah Indonesia.
Olehnya EMAS 98 menyatakan bahwa selain meminta Kapolri dicopot, eksponen 98 itu juga mendorong dan memberikan dukungan terhadap gerakan moral mahasiswa terus konsisten berjuang dalam nilai keadilan. Selanjutnya, mendesak pencopotan seluruh Kapolda yang terbukti anak buahnya melakukan tindakan kekerasan terhadap adik adik mahasiswa dan pelajar. **
Reporter: andono wibisono