RATUSAN warga yang tergabung di Aliansi Rakyat Petani (ARTI) Kecamatan Tinombo Selatan (Tinsel) Kabupaten Parigi Moutong akhirnya lega karena Bupatinya Syamsurijal Tombolotutu mendukung sepenuhnya aksi penolakan tambang emas di wilayah itu.
Bahkan, menurut warga yang tergabung di ARTI menulis di media sosial bahwa aksi warga menolak tambang, Bupati Parmout ST dalam percakapan telpon meminta seluruh kepala kepala desa mendukung aksi ARTI untuk demo ke provinsi (pemprov) Sulteng. ‘’Silahkan semua kades se Tinombo dukung aksi ke provinsi. Yang tidak ikut aksi laporkan,’’ demikian ditulis Andi Rancak pada linimasanya. Sementara Bupati ST dikonfirmasi beberapa kali via no telponnya hingga berita ini dipansir belum menjawab. Hanya balasan singkat,’’ Masih Rakornas,’’ tulisnya.
Seperti diketahui warga Tinsel Parmout menolak izin pertambangan emas di wilayahnya seluas 17 ribu hektare. Izin tambang itu dikeluarkan pihak Pemprov Sulteng. Warga aksi dengan memblokir jalan trans Sulawesi di sekitar Desa Tada Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong sejak 13 Nopember 2019 kemarin. Aksi pemblokiran hari ini dibuka setelah warga berdialog dan mendapat dukungan bupati.
Muhammad Farno selaku korlap berterima kasih atas suport seluruh masyarakat, komponen aksi dan terpimpim satu komando, aksi ini berlansung sampai pemblokiran jalan trans.
Sebelumnya, ratusan warga Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah yang tergabung Aliansi Rakyat Tani Tinombo Selatan menolak aktifitas tambang di wilayahnya. Dilaporkan dari jalan trans Sulawesi oleh wartawan kailipost.com warga hingga berita ini dipansir masih memblokade jalan.
Tuntutan warga, sejak 2010 Pemkab Parigi Moutong memberikan konsesi tambang seluas 17 ribu hektare. Hingga kini tambang itu tidak memberikan dampak positif. Justru makin membuat kesenjangan ekonomi, pemiskinan dan kesenjangan dan dampak sosial.
Olehnya warga menuntut lokasinya ditutup oleh Pemkab Parigi Moutong. Warga juga menggelar aksi tanda tangan dan orasi di jalan trans Sulawesi. **
Reportase: andono wibisono/andi rancak