Peluang Wati Bantilan di Pilgub 2020

  • Whatsapp

NDB, demikian trend setter dan popular seorang Nurmawati Dewi Bantilan disapa. Politikus perempuan kawakan di pentas nasional di zamannya dari wilayah tengah Indonesia. Tak tanggung–tanggung, 15 tahun mengasah dinamika politik nasional. Artinya, asam garam pentas politik baik layar depan dan panggung belakang politik nasional diemyamnya. Putri yang mengalir darah politik ayahnya, Makruf Bantilan. Trah kekuasaan Bantilan hingga kini masih sangat diperhitungkan di wilayah Barat, Sulawesi Tengah.

NDB kepada Kaili TV menyebut bahwa ia sengaja tidak mengambil peran kembali di petas Pileg 2019 untuk kembali merebut kursi DPD. Bukan karena jenuh atau ingin panggung lebih luas dan leluasa untuk bermetamorfosis sebagai perempuan politisi atau politisi perempuan. Tetapi, ia terpanggil sesudah Longki Djanggola, inilah waktu yang tepat ia ingin pulang membangun daerahnya dengan prioritas menyelamatkan sumber daya alam (SDA).

‘’Perang proxy modern, era disrupsi saat ini negara negara eropa, Amerika dan Asia Timur itu karena apa?  Bahkan sejarah perang itu yang diicar adalah sumber daya alam Negara lain. Mengekploitasi SDA negara lain. Sulteng itu kaya raya gemah ripa loh jenawih dalam bahasa Jawa. Kaya ada emas, mineral, gas dan bebatuan serta pasir. Ada holtikultura, ada tanaman keras Kelor yang kini menjadi incaran dunia dan Jepang. Pemimpin Sulteng harus paham itu. Bagaimana SDA Sulteng kita selamatkan dan berdayakan untuk kepentingan rakyat dan khususnya perempuan Sulteng,’’ terangnya berapi-api.

Lantas bagaimana peluang NDB? Bacaan kailipost.com dinamika politik Pilgub pasca Longki Djanggola hingga kini masih samar bayangan. Bagai fatamorgana mulai Nampak, namun masih sangat sulit diraba. Yang nampak kali ini adalah sejumlah nama yang mengemuka. Tak lebih dari tujuh orang. Artinya, itulah samar bayang tersebut.

NDB, yang telah berkiprah di pentas nasional pastinya sudah mahfum dengan upaya upaya membangun jaringan ke partai politik. ‘’Kami terus membangun komunikasi dan silaturahim dengan seluruh pimpinan partai politik di Sulteng dan di pusat. Insya Allah semua berjalan sesuai rencana,’’ aku motor penggerak NDB untuk Sulteng 01, Wahid Irawan ke kailipost.com pekan kemarin.

Bagi Wahid, NDB gaya politiknya sangat luwes, sebagaimana sifat kewanitaannya. Walupun soal prinsip, ia hampir sama dengan ayahnya Makruf Bantilan yang sangat keras. Publik Sulteng pasti akan teringat ketika Makruf Bantilan dan Aminuddin Ponulele yang berbeda pandangan dan masing-masing bersikukuh dalam perbedaan. ‘’Ya kurang lebih sama dengan Pak Makruf kalau NDB itu. Sangat memegang prinsip,’’ ujar Wahid.

Lantas kemana NDB akan berlabuh?  Prediksi redaksi, apabila nanti akan ada tiga calon di Pilgub 2020 Sulteng, maka berikut skenarionya;

Pertama; NDB apabila menjadi Cagub, maka kuat kemungkinan dirinya akan didampingi tokoh muda milenial dan memiliki chemistry perjuangan dan efek ekor jas. NDB bakal menguasai wilayah Barat hingga Timur di Sulteng. Barat karena wilayah ayahnya dan Timur adalah wilayah ibunya. NDB sangat familiar di dua wilayah itu. Dibuktikan selalu lolos di DPD dari dulangan suara tersebut.

Kedua;  Apabila ia hanya diposisikan sbagai Cawagub, NDB pasti akan berlabuh dengan tokoh berpengaruh, memiliki basis dulangan suara signifikan dan pastinya memiliki pengalaman di pemerintahan dan politik di Sulteng. Karena faktor chemistry NDB sangat menguntungkan semua Cagub yang akan bertarung.

‘’Ia benar-benar Srikandi yang melengkapi kekurangan Arjuna. Jadi sipapun yang akan jadi tandemnya di politik pasti diuntungkan NDB,’’ ujar salah satu pengamat politik Sulteng, Abd Waris ke kailipost.com.

Kini, sisa 10 bulan lagi gelaran Pilgub 23 September 2020 akan digeber. Benarkah estimasi tersebut? Kita sama-sama nantikan perkembangan dan dinamika selanjutnya.***       

Reportase/editor: andono wibisono

Berita terkait