Polemik rencana penggusuran warga pengungsi Posko Sangurara yang berjumlah 115 KK, menuai amarah. Mengapa tidak?, warga yang telah membangun Huntara sejak 6 hari pasca bencana dan sampai hari ini belum mendapatkan hak atas JADUP (Jaminan Hidup) tersebut merasa ditindas.
“Kami telah berupaya untuk bangkit dan memulihkan kondisi kami sendiri, malah pemerintah berencana menggusur hunian kami dengan alasan pembangunan Huntap PUPR yang berasal dari dana Loan Word Bank,” kata Koordinator Bina Desa Sulteng, yang sekaligus Sekjen pasigala senter, Moh. Khadafi Badjerey, di Sigi, Desa Pombewe Eks lahan HGU PT. Hasfarm, Senin, (2/12/19).
Khadafi Badjerey menjelaskan, saat ini pemerintah/ PUPR memaksa untuk memindahkan/menggusur warga ke areal yang dianggap oleh warga tidak aman karena berada di areal likuifaksi di desa Jono. Olehnya, kata Dia, warga yang tergabung dalam Posko Pengugsi Sangurara menolak akan hal itu.
“Jangan paksa kami. Dulu pemerintah bilang, kita akan disediakan tempat yang baik dan dibangunlah huntara yang ada di Lolu. Setelah itu, mereka suruh kami silahkan mengisih di huntara Lolu, namun pas kami sampai disana, orang bilang sudah full dan kami harus tinggal di Jono. Sedangkan kita lihat, di Jono itu tanahnya sudah turun,” jelas salah satu warga.
“Jika besok jadi alat berat turun untuk gusur, maka kami siap untuk menghadang. Apa lagi, kalau ada Satuan Polisi Pamong Praja (Sat POLPP), lalu mereka kasar dan memaksa, maka kami siap untuk melawan. Kami tidak pernah takut untuk mati,” lanjut salah satu warga.
Sedangkan, dilain kesempatan, Ketua Komisi I, Imbran, dari partai Nasdem menjelaskan, bahwa kita selaku pemerintah, yang duduk di DPRD juga akan berusaha untuk membela hak-hak warga pengugsi ini. Kita akan bicarakan dengan Bupati, PUPR, untuk kejelasan soal rancangan pengusuran tempat ini.
“Kita lihat dulu, apa sebenarnya yang diinginkan PUPR, juga Bupati. Apakah kemudian ada keuntungan bagi masyarakat atau tidak. Jika memang mereka mau menggusur, yah mereka harus pikirkan dimana tempat yang layak untuk para pengungsi posko Sangurara ini,” tandasnya.
Reporter: Yohanes Clemens