Isu Pangeran UEA Kelola Sombori, SDC Morowali Segera Lakukan Kajian Ekowisata

  • Whatsapp

Morowali,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah menyambut baik atas tawaran Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan kepada Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengelola Pulau Sombori Kabupaten Morowali. 

Pulau Sombori merupakan salah satu kawasan destinasi wisata terbaik di Sulteng, ucap Gubernur Sulteng Longki Djanggola pada Selasa (14/1/2020) di Palu.

Lembaga Lokal Sombori Diving Club Morowali mendengar isu ini, antara percaya dan tidak, karena jika memang benar terjadi itu sudah resiko perkembangan zaman, contoh kecilnya laju investasi tambang saat ini di Morowali.

Dalam hasil diskusi pengurus SDC Morowali yang merupakan satu dari sekian bagian yang turut mempelopori dan membesarkan nama Sombori hingga dikenal secara nasional dan global, merasa bertanggung jawab atas isu hebat ini.

Dalam waktu singkat, seluruh pengurus langsung melakukan rapat khusus untuk  mengkaji dampak positif dan negatifnya isu yang viral saat ini, alhasil, semua kembali kepada Sumber Daya Manusia (SDM).

“Apakah kita siap untuk menjadi penonton di negeri kita sendiri…??? Jawabannya tentu tidak, kembali lagi kepada Pemerintah Daerah yang wajib mengkaji dan mempersiapkan diri menghadapi perkembangan zaman kedepan” ungkap Ketua Umum SDC Morowali, Kasmudin, S.Pi, M.Si, Rabu (15/1/2020).

Ia menyatakan sudah mempersiapkan hal ini dari jauh hari bersama pengurus lembaga, karena zaman akan terus berkembang dan suatu waktu akan terjadi.

“Berbicara investor yang akan masuk, itu sudah menjadi urusan Pemerintah dan Swasta, semua sudah dipertimbangkan dan bahkan sudah menjadi kajian ekowisata bahari seperti di Bali, SDC bersama beberapa masyarakat lokal sekitar kawasan Sombori Insya Allah sudah siap bersaing dengan perkembangan zaman yang akan terjadi” jelasnya.

Berbicara pengelolaan Sombori dari pihak investor kata Kasmudin, tentunya akan memilih satu zona spot atau pulau terbaik saja yang akan mereka kembangkan dan isolasi.

“Itu sudah pasti, dan hal mustahil untuk menguasai seluruh kawasan Sombori, bisa dilihat contohnya di daerah-daerah lainnya, kesimpulannya investasi pariwisata tentu sangat berkaitan erat dengan yang namanya ramah lingkungan dan budaya, yang pasti ingkungan akan lebih terjaga dan budaya bisa lebih dikembangkan seperti destinasi wisata di daerah lainnya seperti Bali, Raja Ampat dan lain-lain” jelasnya.

Studi kasus Kawasan Konservasi Sombori saat ini telah dimasuki perusahaan tambang, tepatnya Desa Matarape yang merupakan wilayah perbatasan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

“Alur pelayarannya pun melewati kawasan Sombori, tentu akan menjadi pertimbangan lagi. Semoga Putra Mahkota UEA bisa lebih cepat lagi turun survey bersama pemerintah terkait sebelum Terjadi kerusakan yang makin parah.

Kabupaten Morowali saat ini telah dikenal dengan kekayaan SDA tambangnya, investasi terbesar hampir 75% dikuasai oleh Negara Cina dan juga akan menjadi bahan pertimbangan lagi, sebab kerusakan lingkungan dan laut sangat berdampak kepada masyarakat sekitar, khususnya Wilayah Zona Wisata Bahari.

Berbicara ekonomi tentu laju perputaran uang akan lebih baik, yah sebab beberapa spot destinasi wisata bahari yang dikelola oleh investor luar saat ini bisa disaksikan sendiri di Indonesia, dampaknya sangat baik buat kesejahteraan jika SDM masyarakatnya mendukung, seperti Bali atau Togean, tak perlu jauh-jauh contoh kecil saja tetangga kita Labengki.

Sekalipun spot andalan mereka telah dikuasai investor asing, namun promosi wisata mereka semakin besar, malah kesejahteraan semakin membaik. Kenapa tidak 75% seluruh rumah warga yang berada di Desa Labengki tersebut sekejap disulap oleh masyarakat menjadi home stay, hasil tangkapan ikan lebih mahal harganya, kapal nelayan bisa dimanfaatkan wisatawan yang datang, tuntutan kreatifitaspun akan muncul dengan sendirinya untuk membuat kerajinan yang bisa dimanfaatkan tamu pengunjung” ungkapnya.

Kasmudin pun berharap agar kiranya Pemkab Morowali khususnya instansi terkait harus lebih perhatian lagi terhadap peningkatan SDM masyarakat Morowali. Terkhusus yang bermukim di wilayah seputaran kawasan konservasi Pulau Sombori, sehingga kedepan tidak kaget lagi menghadapi perkembangan zaman yang pasti akan terjadi. ***

Berita terkait