RENCANA akan dipasang patung Soekarno di taman GOR Palu mulai berpolemik. Beradu asumsi pun terjadi. Ada yang menilai wajar, ada yang menilai tak wajar corporate social responsibility (CSR) dibelikan patung yang digembor gemborkan harganya fantastis.
Menurut informasi, pembelian patung dengan menggunakan dana CSR hanya motif saja. Subtansinya ada negosiasi pemindahbukuan dana bencana (stimulan) dari rekening Pemkot di BNI dipindahkan ke Bank Sulteng. ‘’Motif saja CSR, informasi dari lembaga yang konsen dengan korupsi dan pencucian uang menyebut bahwa itu dana kompensasi yang dinegosiasikan dengan pembelian patung,’’ ujar aktifis antirasuah ke redaksi.
Polemik tidak soal harga yang Rp 3 miliar saja tapi juga soal sence of crisis pembelian patung yang dinilai mengabaikan nilai nilai kemanusiaan – banyak warga Kota Palu yang masih lebih membutuhkan bantuan sosial dari pada sekedar membangun taman dengan patung Soekarno.
Investigas kailipost.com menyebutkan bahwa Direktur Utama Bank Sulteng, Rahmat masih menunggu anaknya sakit di Kota Makassar. ‘’Belum tiba Bapak besok biasa Senin,’’ tutur keamanan bank plat merah miliki masyarakat Sulteng itu.
Sumber bank Sulteng menyebut bahwa harga patung bukan Rp3 miliar. Yang benar tak sampai Rp500 juta. Cuma dalam proposal revitalisasi taman GOR plus dengan patung totalnya Rp3 miliar lebih. ‘’Bank Sulteng kebagian beli patung tapi itu belum masih rencana. Mungkin dengan polemik ini akan ditinjau, tidak tau saya,’’ aku sumber.
Menurut sumber lagi, revitalisasi taman taman dalam kota untuk 2020 juga sepertinya akan dikeroyok oleh CSR perbankan BUMN. Olehnya, pihak Bank Sulteng enggan disebut memberikan dana kompensasi ke Pemkot Palu dengan pembelian patung Soekarno.
Bagaimana kelanjutan polemik ini? Kita nantikan saja reaksi Pemkot dan jadi tidaknya patung itu akan diadakan. **
Reportase: andono wibisono