Sigi,- Kelompok Siaga Bencana lima Desa di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi bekerjasama dengan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) dan CRS melakukan penanaman pohon bernilai ekonomis untuk mencegah bahaya longsor dan Banjir yang mengancam pemukiman dan lahan pertanian Desa.
Program Manager YPI Marjoko mengatakan, penanaman tersebut dalam rangka pencegahan ancaman longsor, banjir, juga sebagai upaya konservasi dan pemberdayaan ekonomi di wilayah Kecamatan Kulawi. Adapun lima desa tersebut yaitu Desa Mataue, Marena, Lonca, Toro dan Desa Poleroa Makuhi.
kita akan beri bibit durian montong dan bambu sebanyak 2.825 bibit. Upaya penanaman bertujuan untuk mengurangi ancaman bencana di kawasan tersebut. Kedepannya diharapkan tanaman ini dapat menambah pendapatan ekonomi keluarga dan tidak ditebang untuk dimanfaatkan kayunya, kata Marjoko.
Tanaman tersebut ditanam pada wilayah ancaman dan ada pula yang ditanam di lahan desa dan lahan gereja, serta perkebunan warga yang berada pada kemiringan. Penanaman ini dilakukan oleh kelompok siaga bencana desa bersama dengan warga, terangnya.
Ditambahkannya, kegiatan ini merupakan implementasi dari Rencana Aksi kelompok Siaga Bencana Desa yang telah di sepakati sebelumnya. Setelah aksi ini, selanjutnya warga diharapkan bertanggung jawab untuk merawat dan memelihara tanaman tersebut sampai mampu menghasilkan.
Warga pun sangat mendukung dengan adanya penghijauan ini. Selain kawasan desanya bisa aman dari intaian bahaya longsor, juga karena setelah empat tahun diharapkan tanaman produktif ini dapat dipanen untuk menambah perekonomian.
“Alhamdulillah desa kami mendapat bantuan penghijauan, semoga tidak ada lagi longsor, masyarakat bisa hidup aman dan sejahtera. Kami berjanji akan merawatnya, terang Djumadi salah satu warga yang juga ketua kelompok Siaga Bencana Desa.
Ikut serta dalam kegiatan ini Aparatur Pemerintahan Desa, serta anggota kelompok tani, tokoh masyarakat dan Babinsa serta Bhabinkantibmas.
Selain kegiatan penanaman pohon, YPI dan CRS bersama dengan Kelompok Siaga Bencana Desa juga memasang rambu-rambu evakuasi dan titik kumpul, pemasangan poster tentang cara menghadapi bencana di setiap rumah, agar keluarga dapat memahami mekanisme dan prosedur penyelamatan dini serta memfasilitasi kebutuhan perlengkapan kelompok dalam menghadapi bencana berupa senter, megaphone, sepatu boat, jas hujan, ungkap Marjoko.***
Sumber: Humas Yayasan Pusaka Indonesia