Palu, – Jumat 07 Februari 2020 merupakan hari kedua operasi penyelamatan buaya yang terjerat ban bekas di Sungai Palu.
Sejatinya, penderitaan buaya berkalung ban itu sudah berlangsung selama kurang lebih empat tahun, yaitu sejak 2016 silam dan menyita perhatian banyak aktivis lingkungan dan pemerhati satwa.
Sebelumnya pada januari 2018, Muhammad Panji atau lebih dikenal Panji Petualang sudah pernah mencoba untuk malakukan penyelamatan buaya malang jenis Crocodylus porosus itu, namun tidak berhasil. Kendala tentu saja banyaknya warga yang menonton evakuasi, sehingga jarang menampakkan diri.
Beberapa hari yang lalu BKSDA Sulteng mengumumkan untuk membuka sayembara pelepasan buaya berkalung ban dan menyita perhatian publik nasional bahkan Internasional.
Diberitakan dibeberapa media Internasional hingga seorang pemerhati satwa terkenal asal Inggris melalui akun instagramnya @theretarzann mengaku siap untuk membantu. Tetapi Karena alasan keamanan akhirnya sayembara itu diurungkan.
Tidak berhenti disitu, BKSDA Sulteng masih bersikeras untuk menyelamatkan buaya kalung ban itu. Tim penyelamatan pun dibentuk dan bukan hanya dari petugas BKSDA Sulteng saja, tetapi kali ini juga melibatkan petugas BKSDA NTT, Polair Polda Sulteng dan petugas dari Kementerian KLHK.
Pada penyelamatan hari kedua ini, terlihat sejak pukul 08.00 WITA Tim operasi penyelamatan sudah mulai melakukan pemantauan tepatnya di sekitar jembatan II Kota Palu.
Proses evakuasi ini sungguh menyita perhatian warga Kota Palu. Pada pukul 09.00 WITA terlihat ratusan pasang mata sudah berkumpul di pinggir sungai untuk menyaksikan aksi penyelamatan ini.
Buaya tersebut awalnya sempat menampakkan dirinya disekitar bongkahan bangunan yang terletak ditengah sungai itu. Namun buaya itu pun cerdik, saat petugas mendakat buaya itu menenggelamkan dirinya.
Tetapi petugas tak kehabisan akal, sebuah jaring dipasang disekitar area munculnya buaya tersebut. Jaring dipasang melingkar di sekitar gundukan sisa bangunan tadi, namun Tim Petugas itu belum beruntung dan buaya malang itu kembali lolos.
Tampaknya keramaian warga yang menonton membuat buaya itu takut dan akhirnya menghindar dan bersembunyi. Hingga sore hari Buaya itu tidak menampakkan diri lagi.
Haruna selaku Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sulteng, meminta kerja sama warga setempat agar operasi gabungan penangkapan ini berhasil melepaskan penderitaan sang buaya.
“Kami berharap masyarakat membantu kami dengan doa dan kerjasamanya untuk tidak terlalu dekat dengan tim yang sedang bertugas maupun mendekati buaya dimanapun kemunculannya di sepanjang aliran Sungai Palu ini. Sifat buaya sangat peka dan agresif ketika ada pergerakan di sekitarnya. Hal ini akan sangat membantu tim kami dalam proses penyelamatan ini,” Ucapnya.
Sampai kabar ini diberitakan oleh Kailipost.com Tim masih akan berupaya untuk melakukan proses penyelamatan buaya hingga waktu yang belum ditentukan.
Manusia telah menjadi penderitaan selama empat tahun belakang ini untuk sang buaya, jadi kearifan manusia pulalah yang sudah sepatutnya mengakhiri penderitaan itu. ***
Reporter: Indra Setiawan