Palu,- Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Untad (GMU) menyatakan sikap penolakan mengenai pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia mengalami perubahan secara drastis karena virus yang semakin menyebar dan korban yang terus meningkat di hampir seluruh daerah di Indonesia.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, GMU menilai perlu adanya keringanan pembayaran UKT yang diberikan kepada seluruh mahasiswa aktif dalam lingkup Untad tanpa terkecuali.
“Pandemi mengakibatkan krisis ekonomi kepada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali juga orang tua yang sedang membiayai anaknya untuk kuliah. Pasti mengalami kendala kesulitan salah satunya untuk membayar UKT,” ungkap salah satu mahasiswa yang tergabung dalam GMU dan tak berkenan disebutkan namanya kepada Redaksi kailipost.com, Sabtu (09/05).
Ia melanjutkan, seluruh sektor pekerjaan, baik petani, pedagang kaki lima (Pkl) hingga buruh juga terdampak karena di-PHK atau dirumahkan oleh pihak Perusahaan. Untuk itu ia berharap pihak kampus (Untad) tidak memaksa mahasiswa untuk membayar UKT pada semester baru.
“Jikalah pembayaran UKT tetap terjadi, hal tersebut bisa saja mengancam kesehatan orang tua mahasiswa yang memaksakan diri mencari nafkah di tengah pandemi, maka setidaknya minimal dapat dilakukan penurunan golongan UKT bagi seluruh mahasiswa,” tandasnya.
Selain itu, ia juga menuturkan bahwa GMU memiliki beberapa tuntutan lainnya selain penolakan pembayaran UKT.
“Pertama; pemberian nilai yang merata keseluruh mahasiswa minimal B+, kedua; menolak wisuda online, ketiga; pengembalian uang wisuda, keempat; hapus pembayaran wisuda dan kkn, kelima; perjelas SOP pengurusan administrasi bagi mahasiswa semester akhir, keenam; stop mekanisme perkuliahan yang tidak produktif oleh dosen dan terakhir ketujuh; berikan bantuan subsidi bagi mahasiswa dan pekerja kasar yang berada di lingkungan Untad,” paparnya. ***
Reporter: Indra Setiawan