Seorang pemuda bernama Rifky juga menjelaskan, bahwa membeli pakaian menjelang Idul Fitri itu sudah menjadi kebutuhan fashion Rifky. Meskipun suasana lebaran yang berbeda dengan lebaran sebelumnya tidak mematahkan niatnya walaupun dengan kondisi Covid-19, yang terpenting Rifky keluar mematuhi prosedur dari pemerintah dan tetap menjaga (Physical Distancing).
“yah meskipun sudah menjadi Fashion tiap tahun, tetap saya juga keluar rumah mejaga jarak dengan orang sekitar, kalaupun ditengah kerumunan saya pulang tetap ganti baju dan mencuci tangan, kaki dan juga muka” ucap Rifky saat sedang memilih baju.
Pemantauan langsung selanjutnya dari kailipost.com ke letak kerumunan orang yang berada di pusat penjual sepatu, accesoris, jam tangan, kacamata dan juga parfum.
Ramdhan yang saat itu sedang memilih jam mengatakan, bahwa ia keluar hanya untuk membeli jam tangan. Ia juga risih jika terlalu lama berdiam di tengah kerumunan.
“risih sekali saya kalau banyak orang, cuma hanya disini saja jam tangan yang terbilang murah dengan sangat terpaksa saya membeli jam tangan di sini. Saya pulang nanti langsung mandi dan ganti pakaian untuk mencegah virus” ungkap Ramdhan.
Berbeda halnya dengan fariz, seorang pemuda penjual pakaian khusus menjelang lebaran mengatakan, dengan keadaan kondisi ekonomi yang mulai menipis untuk kehidupannya, dirinya terpaksa harus tetap berjualan dalam keadaan Kota Palu yang sudah memasuki Zona Merah, guna untuk perputaran modal.
Fariz juga khawatir akan halnya pandemi Virus ini, tetapi bagi Fariz selama mengikuti himbauan dari pemerintah dan menerapkan prosedur kebersihan saat dan setelah ia bertransaksi dengan pelanggan yang membeli bajunya.
“khawatir yah jelas, tetapi harus mengikuti himbauan dari pemerintah kan seperti mencuci tangan dan sebagainya, saya berjualan karena terpaksa untuk memutar modal usaha yang saya miliki” tutup Fariz kepada kailipost.com. ***
Reporter: Alsih Marcelina