Palu,- Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tadulako (Untad), Dr dr Muhammad Ardi Munir Sp.OT, M.Kes,MH,FICS, mengatakan, mulai tahun ajaran 2020/2021 akan dilakukan evaluasi secara ketat dan berjenjang. Evaluasi akan dilakukan pada akhir semester tiga dan saat evaluasi pertama dilakukan, mahasiswa yang IPK kurang dari 2,0 tidak akan diberikan kesempatan untuk lanjut.
“Kesempatan untuk lanjut tidak ada, namun akan diminta untuk pindah ke Fakultas Kedokteran lain di Indonesia atau pindah ke fakultas lain di lingkungan Untad,” ujar dr Muhammad Ardi.
Hal itu, kata Dia, dalam rangka menyikapi kesan kurang baik di masyarakat, terkait dengan evaluasi mahasiswa FK yang tidak berjalan. Dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi itu mengatakan, evaluasi tersebut dilakukan, agar lebih awal bisa diketahui siapa di antara mereka yang tidak bisa meneruskan pendidikannya di FK.
Kalau saya, lebih baik drop out di awal, jangan di pertengahan. Sehingga nantinya peluang melanjutkan studi di FK lain atau fakultas lain lebih besar, jangan setelah jalan di semester atas, ujarnya.
Kita lihat, katanya, dari pengalaman selama ini ada beberapa yang kesulitan dalam perjalanan studinya, karena tidak pernah dilakukan evaluasi. Ada kesan pihak fakultas masa bodoh, sehingga mampu atau tidak mampu dibiarkan saja jalan apa adanya.
“Ini calon dokter tidak bisa asal-asalan, sebab akan memberi dampak jangka panjang. Disamping itu, jangan ada kesan bahwa masuk di FK Untad yang penting ada yang dikenal,” ungkapnya.
Pada dasarnya cukup, namun kalau bicara perihal kebutuhan yang lebih baik demi pendidikan yang paripurna, masih dibutuhkan tambahan sarana, tetapi tentu dengan dukungan dari orang tua mahasiswa, jelasnya saat ditanyai soal kebutuhan fasilitas FK.
“Tapi, jika ada kebijakan hal tersebut tidak dimungkinkan, maka kami terima dan kami akan tetap memberi layanan maksimal mungkin kepada mahasiswa. Tentu saja makin hari akan melakukan pembenahan yang semakin ketat, termasuk dalam hal pelaksanaan evaluasi pada akhir semester tiga.
Dan jika pada akhir semester tiga IPK minimal yang dipersyaratkan tidak mampu dicapai oleh mahasiswa, maka kami dosen sepakat untuk tidak memberi toleransi dan ini perlu kami sampaikan, tegas dr Ardi.
Kami lakukan ketegasan ini, agar jangan sampai kuliah di FK dianggap yang penting sudah masuk dan bukan karena kesungguhan. Maaf, tidak ada faktor lain yang bisa diandalkan untuk menyelamatkan dari evaluasi, kecuali hanya faktor kesungguhan, ungkapnya.
“Mau kuliah di FK, kekuatan utama adalah akademik, karena dokter akan berhadapan dengan manusia”, pungkasnya dengan tegas. ***
Reporter: Yohanes Clemens