Palu,- Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako DR Muhammad Chairil menyebut bahwa Pilkada 2020 rawan politik uang.
Kerawanan itu disulut oleh situasi dan kondisi ketika masyarakat mengalami kelemahan ekonomi, daya beli rendah dan banyaknya PHK dan pengangguran. Penyebabnya yaitu wabah pandemi. ‘’Rawan politik uang itu ada karena situasi yang potensial suka tidak suka yaitu wabah korona. Tidak bisa disalahkan wabah karena semua belahan dunia merasakan. Secara biologis kebutuhan pangan, sandang jadi variabel yang tak bisa dinafikkan di lapangan,’’ tandas alumni sarjana agama itu.
Chairil berbagi cara pencegahan agar potensi politik uang tidak besar dengan cara mengoptimalkan virtual baik media online dan media sosial serta fasilitas tehnologi digital lainnya.
‘’Selain itu calon yang sudah memiliki akses, investasi sosial politik sangat berpeluang karena sudah merebut ‘cinta’ masyarakat. Olehnya cara jitu saat ini yaitu bagaimana citra menjadi cinta,’’ terangnya ketika talk show dengan Kaili TV dengan tajuk ‘Pilkada di era Pandemi dan Konsekwensi Virtual’ di ruangannya Selasa 23 Juni 2020 pagi tadi.
Mantan Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Untad itu juga menilai kerja berat di era pandemi ini tidak hanya tugas KPU dan Bawaslu, tapi juga media. ‘’Media harus di posisi tengah dan memberi pendidikan politik di era pandemi. Peran media sangat vital,’’ tandasnya.
Olehnya, media yang berbasis virtual adalah pilihan cerdas oleh seluruh stakholder Pilkada 09 Desember 2020 mendatang. ***
reportase: andono wibisono (ukw 12948)