Perilaku Pembaca Berubah, Mulai 2021 Koran Tempo Setop Versi Cetak

  • Whatsapp
banner 728x90

Jakarta,- Koran Tempo yang saat ini masih eksis di Indonesia mengumumkan akan memberhentikan versi cetak dan beralih sepenuhnya ke versi surat kabar digital dan akan dimulai Januari 2021 mendatang.

Dikutip dari kumparan.com pada Sabtu (05/12/2020), Direktur Pengembangan Bisnis Tempo.co, Tomi Aryanto mengatakan adanya pengambilan keputusan ini sebab perubahan perilaku pembaca surat kabar dalam beberapa tahun belakangan. Dengan maraknya penggunaan smartphone, perilaku pembaca pun beralih dari media cetak ke digital.

“Tren global terhadap digitalisasi yang pasti punya dampak terhadap media cetak yang menurun dalam beberapa tahun terakhir,” kata Tomi.

“Jadi, pola perilaku pembaca yang berubah itulah yang ingin kami layani untuk tetap mendapatkan kualitas jurnalistik yang tidak berubah sesuai dengan kaidah dan kekhasan liputan Tempo selama ini,” sambung Tomi.

Ia pun mengaku pembaca Koran Tempo dalam dua hingga tiga tahun terakhir lebih didominasi dari aplikasi yang telah mereka luncurkan.

Sementara, dilansir dari Kominfo, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Sementara Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 mencatat persentase utama orang Indonesia dalam menerima informasi melalui 3 media dan lebih memilih menonton visual (TV) (85,9%), radio (40,3%), dan membaca koran hanya (23,5%)
Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Tomi pun melihat peralihan koran fisik ke digital bisa memberikan keuntungan yang mutual bagi pembaca dan Koran Tempo sendiri.

Dengan koran digital, pembaca bisa mendapatkan konten yang lebih beragam seperti video. Kualitas gambar yang ditampilkan pun akan lebih baik dan minim degradasi.

Selain itu, peralihan koran fisik ke digital juga membuat biaya produksi jadi semakin murah, yang pada gilirannya akan memangkas biaya langganan pembaca. “Digital subscription itu menjadi solusi yang kita lihat menjadi lebih efektif,” kata Tomi.

Ketika ditanya mengenai apakah peralihan sepenuhnya ke digital juga akan dialami oleh Majalah Tempo, Tomi mengatakan pihaknya belum merencanakan hal tersebut dalam waktu dekat.

Tomi mengungkapkan, segmentasi Koran Tempo dan Majalah Tempo berbeda. Produk fisik Majalah Tempo akan tetap tersedia bagi segmen pembaca senior, sedangkan versi digitalnya ditujukan untuk generasi pembaca yang lebih muda.

“Mungkin karena sifatnya mingguan, jadi pembaca kita yang majalah lebih senang nenteng bentuk fisiknya,” ujar Tomi.

“Generasi yang lebih senior juga biasanya mereka lebih suka dengan produk yang lama karena sudah terbiasa bertahun-tahun,” lanjutnya.***

Editor: Zhein Fatur Ramadhan

Berita terkait