Morowali,- Aktivitas pertambangan oleh PT Cetara Bangun Persada (CBP) diduga kembali menyebabkan jalan poros Trans Sulawesi Desa Lalampu Kecamatan Bahodopi nyaris tak bisa dilewati.
Pasalnya, hujan deras yang melanda wilayah tersebut pada hari Sabtu (13/02/2021) kemarin, mengakibatkan banjir lumpur di sepanjang jalan tersebut sekira 200 meter.
Arus lalulintas sempat terhenti karena material lumpur dan bebatuan menghalangi jalan itu, sehingga kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.
Kapolsek Bahodopi, Iptu Zulfan yang dikonfirmasi via pesan WhatsApp mengenai hal itu, hingga berita ini diturunkan belum bisa memberikan jawaban karena masih berada di Kota Palu, namun sebelumnya ia membenarkan bahwa material banjir tersebut berasal dari wilayah penambangan PT CBP.
Sementara Sekaitan masalah itu, salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Bahodopi, Masri angkat bicara.
“Panjang jalan yang terdampak banjir kurang lebih 200 meter, yang jadi pertanyakan kok bisa dibiarkan penambangan seperti itu, dan tidak bisa menjaga lingkungan kerjanya, apakah sudah seperti itu regulasi yang mengatur penambangan biji nikel? Memang benar kalau selalu disampaikan dari jajaran atas harus menjaga dan mendukung investasi yang ada, tapi kalau seperti itu bagaimana? Dan sampai saat ini, rencana reboisasi juga belum kelihatan kerena nurseri saja sama sekali tidak ada pembibitan untuk penghijauan kembali pasca tambang,” urainya.
Sementara, mewakili management pihak PT CBP, Sasmito yang dikonfirmasi Minggu (14/02/2021) mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan tak lama banjir tersebut terjadi.
“Penanganan sudah dilakukan 1 jam setelah terjadi, pihak kami langsung menurunkan alat berat untuk membersihkan lumpur yang turun ke jalan, untuk lebih jelasnya, silahkan mencari nara sumber ke dinas-dinas terkait juga bahwa CBP sejak awal tahun sudah mulai mengurus/memproses perizinan terkait hal ini, sekarang justru harusnya bersyukur karena ada CBP yang mau bertanggung jawab atas hal ini,” ungkapnya.***
Reporter: Bambang Sumantri