PARIMO,- Investigasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menemukan 14 Ekskavator di wilayah Pertambangan Tanpa Izin (PETI) Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) yang sudah merenggut nyawa penambang akibat bencana longsor.
Hasil Investigasi lewat pengambilan gambar (foto udara) dengan menggunakan drone, terkuak 10 Ekskavator terparkir tidak jauh dari lokasi Pertambangan. Sementara, 4 Ekskavator lainnya saat ini sedang beroperasi membantu proses evakuasi korban di lokasi Tambang diduga juga merupakan alat berat yang sebelumnya digunakan dalam aktivitas Pertambangan.
“Sekitar 100 meter ke arah barat lokasi kejadian tepat di kebun cengkeh milik warga juga ditemukan 5 unit excavator dan sekitar 200 meter ke arah timur di bawah lokasi kejadian di dekat lokasi lubang pertama ditemukan 5 unit Ekskavator yang diduga akan melakukan penambangan di lokasi yang baru,” ungkap Staf Kampanye WALHI Sulteng, Khairul Syahputra Laadjim melalui siaran persnya, Jum’at (26/02/2021).
“Berdasarkan kesaksian dari warga di sekitar lokasi, tiga bulan terakhir alat tersebut di mobilisasi untuk melakukan penggalian lubang tambang sebelum tragedi ini terjadi. Anehnya pasca kejadian longsor hanya terlihat 4 unit Ekskavator yang nampak beroperasi di lubang tambang,” lanjut Khairul Syahputra.
Atas penemuan tersebut, WALHI Sulteng menduga terjadi pembiaran maupun keterlibatan dari pihak Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dari aktivitas pertambangan yang sudah masif beroperasi di lokasi dusun V Desa Buranga dengan pola pertambangan yang sudah memobilisasi sejumlah alat berat.
Menyikapi hal itu, WALHI Sulteng mendesak Kepolisian segera melakukan penyitaan alat berat (Ekskavator) dalam rangka penyelidikan terhadap kepemilikan Ekskavator yang sudah memicu dampak kerusakan lingkungan dan menelan korban jiwa.***
Reporter: Supardi