Oleh: Anwar Hafid (Anggota DPR RI Fraksi P – Demokrat)
SEBAGAI Orang kampung, tentu saya bangga akhirnya nama kampung saya sering disebutkan oleh banyak orang. Termasuk kemarin, bapak Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN mengulas dalam Disway.id soal kampung saya Morowali yang kini bisa mendikte dunia lewat Tsingshan holding Group yang mampu mempengaruhi harga nikel dunia.
Kebanggan saya, semakin kuat karena pak dahlan menjelaskan akan pengaruh sumberdaya alam nikel kami bagi industry dunia masa depan yakni mobil dan motor listrik yang pernah beliau rintis. Namun sayangnya, dengan segala hormat perlu saya sampaikan kepada pak Dahlan Iskan bahwa Morowali tetaplah bagian dari Sulawesi tengah, bukan terletak di Sulawesi Tenggara.
Beberapa hari terakhir sejumlah media juga menjelaskan akan potensi besar yang dimiliki oleh kabupupaten morowali. Bahkan media seperti kompas mengulas, kini di kabupaten kami morowali merupakan suplaier hilir bagi 50 % kebutuhan nikel nasional.
Rasa bangga dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena secara pribadi telah menjadi bagian dari proses sejarah ketika berbagai perusahaan kelas dunia itu akhirnya sampai di kampung kami yang nun jauh di Sulawesi dan merupakan sebuah kabupaten yang baru mekar, akhirnya kini menjadi salah satu penyumbang pendapatan nasional yang cukup besar.
Jika mengenang masa-masa awal, sebelum akhirnya sejumlah investasi itu berjalan, saya rasanya sampai kini ingin tertawa sendiri.
Pasalnya, kala itu ketika perusahaan internasional itu datang sebagai bupati saya hanya menyampaikan kepada mereka, ‘jika serius dan berkomitmen untuk berinvestasi di daerah saya buktikan dengan segera, jangan lewat satu bulan’. Soal hal lain seperti lahan, kesiapan infrastruktur dan perizinan adalah urusan saya, selama sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebenarnya, pesan bernada ancaman tersebut keluar dari mulut saya karena sudah begitu sering bertemu macam-macam perusahaan yang berjanji akan berinvestasi namun hasilnya masih nihil. Karena itu, saya lelah dengan janji dan ingin segera realisasi.
Ternyata, perusahaan Tsingshan yang akhirnya bersama sejumlah perusahaan dalam konsorsium mendirikan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) benar-benar berkomitemen dan berdiri pada zaman bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kecamatan Bohodopi morowali Sulawesi Tengah.
Investasi yang kini telah terasa manfaatnya bagi indonesia bahkan dunia, bahkan meminjam istilah pak dahlan telah mendikte dan menjadi bintang dunia.
Pelajaran besar dari pencapaian morowali tersebut telah membuka mata batin saya sampai kini, ketika pemerintah memang berkomitmen untuk membangun daerah maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, segala kemudahan akan datang jika memang kita berkomitmen untuk kepentingan orang banyak.
Kini, lewat IMIP di morowali telah menyerap 30.000 lebih lapangan kerja baru, berkontribusi besar bagi pendapatan negara, termasuk memiliki kontribusi bagi pendapatan daerah. Apalagi kini, menurut pak dahlan telah mampu mendikte dunia sebagai sumber nikel masa depan yang akan sangat menentukan bagi persiapan transformasi kenderaan mobil dan motor listrik yang sebentar lagi menggantikan ketergantungan transportasi kita yang berbasis minyak bumi.
Ah, saya benar-benar bangga menjadi bagian dari sejarah itu. Sejarah untuk merintis jalan bagi lahirnya sebuah bintang dunia baru di kampung halaman nun jauh di pinggir Sulawesi Tengah.
Dan akan lebih bangga lagi bila pemerintah pusat mau memberi (hak) insensif khusus kepada pemerintah propinsi Sulteng dan Kabupaten Morowali seperti dana bagi hasil yang signifikan tidak seperti yang berlaku saat ini. Itulah Jalan Menuju Bintang Dunia Indonesia, yang saya maksud. ***