Ketua Pansus C19 Sulteng: Tak Efektif Larang Mudik, Kalau WNA Bebas Masuk Morut

  • Whatsapp
Foto : Sony Tandra, Ketua Pansus Covid 19 Sulteng saat rapat paripurna DPRD Sulteng. (Ikhsan Madjido)

Palu,- Ketua Pansus Covid-19 DPRD Provinsi Sulteng,Sony Tandra menilai kebijakan pemerintah melarang mudik menjelang perayaan Lebaran 2021 tidak berjalan efektif.

Sony Tandra mengemukakan, pada dasarnya kegiatan mudik menjelang perayaan Lebaran sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat untuk kembali ke kampung halaman.

Bahkan secara religi, lanjutnya, ada kepercayaan di masyarakat untuk melakukan permohonan maaf kepada orang tua pada momentum lebaran.

Dengan demikian, jelas Sony, aspek budaya dan religi tersebut semakin menguatkan keinginan masyarakat untuk melaksanakan mudik, kendati pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik selama kurun 6-17 Mei 2021 yang disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dan diperkuat dengan SE Gubernur Sulteng.

Sony Tandra beranggapan, pemberlakuan aturan larangan mudik terbilang akan efektif pada sebagian besar masyarakat yang berstatus aparatur negeri sipil (ASN), pegawai BUMN, anggota TNI/Polri beserta keluarganya.
“Tetapi untuk masyarakat umum, kebijakan melarang mudik diyakini kurang mampu berjalan efektif,” tegasnya, saat meninjau larangan mudik di perbatasan Sulteng-Gorontalo, Kamis (6/5/2021).

Pasalnya, sejauh ini terdapat pula anggapan dari masyarakat yang menyebutkan bahwa kebijakan larangan mudik yang nota bene bertujuan untuk menekan angka penularan Covid-19, tidak sejalan dengan langkah pemerintah memperkenankan WNA masuk ke Indonesia.

Dia menyayangkan kedatangan 143 TKA asal Tiongkok ke Kabupaten Morowali, padahal, menurutnya, Indonesia saat ini sedang berupaya mencegah penyebaran Covid-19. Bahkan pemerintah sampai mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik Lebaran.
“Jadi, saya harapkan pemerintah tidak pakai standar ganda dalam membuat kebijakan. Satu sisi masyarakat dilarang mudik, tapi sisi lain, WNA diizinkan masuk. Ini kan ambigu yang membuat masyarakat tidak patuh,” katanya.

Dengan munculnya laporan WNA dari Tiongkok bebas masuk RI ini seolah menjadi paradoks dari keinginan pemerintah mencegah penyebaran COVID-19. Mudik di dalam negeri dilarang tapi kenyataannya WNA dari negara dengan tingkat infeksi COVID-19 tinggi diizinkan datang ke Indonesia.
“Ini menimbulkan kecemburuan masyarakat kita,” tambahnya.
“Terapkan aturan yg sama kepada siapapun,” pintanya.

Informasi yang diperoleh media ini dari sumber yang meminta dirahasiakan namanya mengatakan bahwa ada 143 TKA asal Tiongkok dan 1 TKA tersebut menuju perusahaan tambang PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara dengan tujuan untuk bekerja membangun smelter. Dari Bandara Maleo Morowali, para TKA tersebut kemudian menggunakan kendaraan roda empat menuju Morowali Utara.

Dikatakannya, dari 143 TKA yg datang tersebut, 54 TKA rencananya akan tinggal di PT GNI, serta 89 TKA melanjutkan perjalanan menuju PT VDNI Sulawesi Tenggara.
Mengenai benar tidaknya informasi tersebut, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Banggai, Wijaya Adibrata yang dikonfirmasi via pesan Whats App, Rabu (5/5/2021) melalui Kasi Intelijen dan Penindakan, Arie Vebrian Genhank mengatakan, bahwa kedatangan para TKA Tiongkok di Kabupaten Morowali Utara merupakan kebijakan Pemerintah Pusat dan telah melalui protokol kesehatan yang ketat di bandara sesuai dengan SE Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada masa pandemik corona virus disease.
“Kalau untuk WNA India telah dilarang masuk Indonesia sejak tanggal 22 April 2021 oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Imigrasi dengan menutup sementara visa untuk warga negara India dengan dikeluarkannya Surat Pembatasan Sementara Masuknya Pelaku Perjalanan ke Wilayah Indonesia Nomor : IMI-GR.01.01-0873” ungkap Arie Vebrian Genhank.

CNN menulis China melaporkan 16 kasus baru infeksi virus corona pada Jumat (30/4).
Semua kasus baru yang dilaporkan adalah infeksi impor yang berasal dari luar negeri.
Penambahan kasus pada hari itu mengalami penurunan dari 19 kasus baru yang didaftarkan sehari sebelumnya.

Kini, jumlah total ksus Covi-19 di China mencapai 90.671.
Sementara itu total pasien yang meninggal tidak bertambah, yakni 4.636. ***

Reportase: Ikhsan Madjido

Berita terkait