Palu,- Pasca bencana alam akan memasuki usia tiga tahun (28 September 2018). Sejumlah penanganan dari tahap pemulihan sampai penanganan penyintas, infrastruktur, hunian sementara, hunian tetap sampai pemulihan ekonomi wilayah terdampak yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong.
Pasca dilantik menjadi gubernur, Rusdy Mastura dan wakilnya Makmun Amir mengenjot percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi keempat wilayah itu. Berikut dana yang digelontorkan untuk keempat daerah itu;
Kota Palu
Kota paling terdampak. Ribuan nyawa hilang dan meninggal dunia. Dua lokasi likuifaksi yaitu Perumnas Balaroa dan wilayah Petobo. Di lokasi ini nyaris disapu bersih rumah, jalan, sarana dah prasarana oleh peristiwa alam dengan nama likuifaksi atau tanah bergerak dengan menenggelamkan apapun di atas tanah hingga puluhan meter ke bawah. Belum ada valid soal jumlah korban pasti akibat likuifaksi. Padahal jelang tiga tahun. Hal ini karena pemerintah lalai menerapkan mitigasi bencana di Sulawesi Tengah yang dikenal dengan sesar Koro yang aktif.
Gubernur Rusdy Mastura menggelontorkan anggaran Rp37 miliar di tahun 2021 ke Pemkot Palu. Rencananya Rp27 miliar untuk pembebasan lahan pembangunan kembali Jembatan IV. Awalnya pembebasan lahan akan dicover PUPR RI. Tapi karena kementerian itu tak memiliki nomenklatur pembesan lahan, maka Pemprov berinisiatif mengambil alih semuanya. Jembatan IV rencana akan dibangun oleh hibah Jepang ke Indonesia untuk pembangunan jembatan tersebut.
Kabupaten Sigi
Kabupaten yang paling rusaj terdampak bencana alam gempa bumi karena pusat sesar Koro ada di wilayah ini. Redaksi juga tak memiliki data pasti total kerugian material, jiwa dan infrastruktur di wilayah itu. Lokasi likuifaksi ada pula di wilayah ini. Menghancurkan ribuan hektar sawah dan irigasi dari Sungai Gumbasa. Kini DAS Gumbasa sedang diperbaiki. Belum sepenuhnya dapat mengairi persawahan yang rusak. Belum lagi kantor Pemkab dan infrastruktur jalan serta dampak bencana pada perekonomian warga Sigi.
Pemprov Sulteng 9 Juli 2021 melalui suratnya memberikan dukungan anggaran ke Pemkab Sigi sebesar Rp6 miliar saja. Padahal Sigi harusnya mendapat respon lebih besar dibanding Kabupaten Donggala.
Kabupaten Donggala
Kabupaten tertua di Sulteng. Terdampak dahsyat oleh gempa sepanjang pesisir pantai wilayahnya. Beberapa kali warganya demontrasi menuntut hunian tetap ke pemkab. Sejumlah Huntap juga telah dibangun di wilayah Pantai Barat. Pemprov membantu Rp12,150 miliar. Bantuan ditandatangani gubernur langsung. Suratnya pun ditujukan ke bupati dan wali kota langsung.
Dalam surat itu gubernur juga membantu percepatan pematangan lahan yang dilakukan Dinas Bina Marga sebesar Rp3,5 miliar dan Dinas Cikasda Rp2,628,319 miliar.
Kepada kailipost.com, Gubernur menegaskan bantuan itu sifatnya responsibility pemprov agar penanganan pasca bencana segera selesai. Ia menyadari dukungan anggaran sangat penting dan mendesak. ‘’Semua ujungnya pembebasan lahan, bangun infrastruktur, bangun usaha ekonomi penyintas dan dukungan lainnya. Nga guna rapat – rapat kalau tidak ada eksekusi. Saya bertekad di Visi Misi menyelesaikan ya saya tepati janjinya. Sehingga 2022 kita sudah selesai. Kita akan menata perekonomian dengan meningkatkan fiskal daerah. Investasi saya sambut dengan karpet merah. Ada Satgas Percepatan Investasi sesuai Keppres 11. Kami akan banyak dibantu semua pihak,’’ terang gubernur. ***
jurnalis utama kailipost.com : andono wibisono