Palu,- Atlet balap sepeda jadi tukang becak, atlet tinju jadi office boy, atlet dayung jadi tukang cuci, atlet senam jadi gelandangan. Begitulah gambaran beberapa atlet nasional, usai pensiun jadi atlet.
Kini pemerintah memberikan banyak benefit bagi atlet berprestasi, bahkan ditawarkan menjadi ASN. Namun, masih ada pula atlet yang tidak merasakan hal serupa.
Sang Raja Kano Asia asal Sindue Tobata Kabupaten Donggala Sulteng, Bahrizal, adalah salah satu dari sekian banyak atlet yang pernah berjaya dan kini kondisinya susah.
Bahrizal dulu pernah menjadi atlet Sea Games 1995, dan Kejuaraan Dayung Internasional di Hongkong. Ia meraih empat medali emas di Sea Games Chiang May Thailand 1995 dan kini ia hanya menjadi pegawai honorer di Kantor Camat Sindue Tobata Donggala.
Ya, nasib mantan atlet dayung yang punya kontribusi atas 6 gelar juara dunia Dragon Boat atau Perahu Naga yang diraih tim Indonesia pada kejuaraan dunia 1996 di Hongkong, tidak semulus laju kano yang yang didayungnya ketika berjaya.
Prestasi terbaik putra Sulawesi Tengah yang rasanya sulit dipecahkan oleh atlet zaman milenial. Pada Sea Games 1995 dia menyabet medali emas di nomor 400 meter 10 Crew, 800 meter 10 Crew, 400 meter 20 Crew, dan 800 meter 20 Crew.
Kisah sukses Bahrizal tersebut patut dijadikan inspirasi bagi atlet Sulawesi Tengah yang saat ini sedang berada dalam puslatda PON XX Papua.
Terkait nasib raja kano Asia ini, Ketua Umum KONI Sulawesi Tengah, Nizar Rahmatu menyampaikan KONI Sulteng sangat menghargai siapapun atlet Sulawesi Tengah berprestasi apalagi jika atlet tersebut pernah berjasa besar mengharumkan nama daerah terlebih negara Indonesia di even internasional, seperti prestasi seorang Bahrizal, atlet Sulteng asal Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala.
“Bahrizal ini adalah atlet Dayung Sulteng yang pernah mengharumkan nama Indonesia dan kami sangat mengapresiasinya . Tak banyak orang yang seperti beliau yang pada masa mudanya berlatih keras untuk nama negara ini,” ucap Nizar Rahmatu saat menerima kunjungan Bahrizal di ruang kerjanya, Senin (23/8/2021), seperti dilansir Mercusuar.
Didampingi Ketua Harian, Edison Ardiles dan Ketua Humas, Setyo Utomo, KONI Sulteng, kata Nizar peduli pada siapapun atlet yang berprestasi tanpa memandang status sosialnya. Dan KONI Sulawesi Tengah akan mengusulkan kepada gubernur Sulawesi Tengah lewat Kementerian Pemuda Olahraga agar Bahrizal bisa diangkat jadi ASN dari jalur atlet berprestasi.
Tak hanya Bahrizal, KONI Sulteng di bawah kendali ketum Nizar Rahmatu akan mendata seluruh atlet Sulteng yang berprestasi, baik itu dari arena PON, SEA Games, Asian Games apalagi multi even dunia Olimpiade.
“Kami akan memberikan penghargaan kepada atlet Sulteng yang berprestasi atas kemurahan hati bapak gubernur Sulteng di hari ulang tahun provinsi Sulawesi Tengah tahun 2022 ,” kata Nizar Rahmatu. ***
Reportase: Ikhsan Madjido