Di sinilah ukuran seorang leader sebagai tempat bersandar. Begitu beratnya menjadi leader dengan dinamika yang ada, membuat siapapun akan memahami jika leader memiliki imbalan yang tertinggi dalam suatu organisasi. Di perguruan tinggi, sosok yang mendapat gaji dan tunjangan tertinggi, termasuk remunerasi atau tunjangan kinerja adalah pimpinan tertinggi, dalam hal ini rektor. Di perusahaan, yang menerima tunjangan tertinggi adalah Presiden Direktur.
Mengapa? Sebab risiko yang dia pikul juga tidak sedikit. Faktor risiko yang saya maksud adalah dinamika yang melahirkan berbagai kondisi, mulai dari isu, serangan, cercaan dan juga fitnah-fitnah ringan sampai yang agak keji. Haruskan dihindarkan? Tidak perlu. Harus dihadapi dengan tenang. Sebab menjadi leader sudah seharusnya dibekali nilai leadership yang dalam bentuk “tahan banting”. Jangan cengeng apalagi memelas sebagai orang yang teraniaya. Menjadi leader harus mewakafkan diri dalam segala medan dan situasi. Menjadi tidak elok jika di saat menerima tunjangan dan imbalan tertinggi dari negara tidak mensyukuri dengan cara memahami tingginya dinamika yang dihadapi. Inilah yang dimaksud dengan “reversible”. Suatu situasi yang selalu menunjukkan keseimbangan. Tinggi tunjangan karena tinggi pula risikonya.
Halaman selanjutnya……