Kailipost- Menjelang 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan, umat Muslim berbondong-bondong mencari kebaikan dan pahala, salah satunya dengan menjalankan sholat Lailatul Qadar.
Kepercayaan umat Muslim akan adanya malam Lailatul Qadar. ”Barangsiapa yang beribadah di malam Lailatul Qadar, maka akan mendapatkan keberkahan dan pahala sebanyak 1000 bulan”.
Apa itu sholat (dalam KBBI: ‘salat’), Lailatul Qadar dan bagaimana hukumnya?
Kyai Fahrur A Rozi Bululawang mengatakan, salat Lailatul Qadar sebenarnya merupakan salat tahajud atau qiyamul lail yang sengaja dilaksanakan pada tengah malam di bulan Ramadan.
Salat ini memiliki ketetapan hukum sunah. Artinya, umat Muslim akan mendapatkan pahala jika melakukannya, tapi tidak berdosa jika tidak melakukannya.
Diriwayatkan sebelumnya, kata Fahrur, Rasulullah SAW senantiasa melakukan itikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadan.
Di saat itikaf ini, Rasulullah juga melakukan salat qiyamullail, bahkan mengajak seluruh keluarganya untuk beribadah dan salat berjamaah setiap 10 hari terakhir Ramadan.
Di Indonesia, sholat Lailatul Qadar memang kerap dilakukan di rumah masing-masing. Sementara di Makkah dan Madinah, salat ini akan digelar secara berjamaah tepat pukul 00.45 waktu setempat.
“Tujuannya agar mendapatkan anugerah Lailatul Qadar yang sangat besar pahalanya,” kata dia.
Fahrur menyebut, malam Lailatul Qadar telah dipastikan oleh para ulama terdapat pada sepuluh malam terakhir Ramadan, terutama pada malam ganjil.
Oleh karena itu, salat ini sangat dianjurkan dilakukan pada sepuluh malam terakhir Ramadan.
Fahrur mengatakan, di Masjidil Haram, biasanya sholat Lailatul Qadar dilakukan sebanyak 10 rakaat, yang ditambah dengan salat witir sebanyak tiga rakaat. Salat dilakukan secara berjamaah.
“Selama hampir satu setengah jam dan ditutup doa qunut dalam rakaat terakhir yang cukup panjang. Di beberapa masjid jami di Indonesia juga diadakan,” kata dia. ***
Editor/Sumber: Riki/CNN Indonesia