Mundur dari DMI, Hingga Terpaan Politik; Herry: Ditanya Apakah Ditekan

  • Whatsapp
banner 728x90

SULTENG – Polemik mundurnya drg Herry Mulyadi MKes dari jabatan Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Palu masih menjadi wacana publik Palu. Pasalnya, kemunduran Direktur Utama Rumah Sakit Umum Undata Palu setelah menyatakan setuju saat pemilihan aklamasi di Musda DMI Palu.

Berikut Wawancara Herry Mulyadi dengan redaksi 25 April 2022, di Palu.

Redaksi : Assalamualaikum dok. Gimana pagi ini? Kok polemik soal pengunduran dokter dari DMI menjadi liar?

Drg Herry Mulyadi (HM): Walaikum salam warohmatulloh hiwabarokatuh. Kabar baik. Iya saya sendiri juga merasa apa yang dikembangkan sudah tidak proporsional. Sudah berulang kali saya katakan demi Allah tidak ada faktor apapun kecuali kesadaran saya bahwa membagi waktu nantinya kesulitan.

Redaksi : Kapan sebenarnya Anda berfikir atau setidaknya memutuskan mundur dari DMI?

HM : Sejak saya mendapat ucapan selamat di grup grup WA dan lainnya. Tetapi, ada beberapa dokter dan perawat mengingatkan saya. Katanya, dok kita ini sedang semangat – semangatnya untuk membenahi Undata, gimana nanti kalau waktu terbagi lagi dengan DMI. Dari sanalah saya menyadari ada benarnya masukan kawan kawan profesi.

Redaksi : Lantas Anda putuskan mundur? Atau ada lagi kosultasi dengan pihak lain?

HM : Masukan itu saya pikirkan dan akhirnya saya putuskan menulis surat pengunduran diri dari DMI. Saya WA Pak Ketua DMI provinsi meminta waktu ketemu. Tapi beliau di Jakarta dan nanti tanggal 23 di Palu. Baiklah saya menunggu.

Redaksi : Apa reaksi Ketua DMI Sulteng?

HM : Saya sampaikan alasan membagi waktu dan saya mesti kosentrasi mengemban tugas di Undata. Bagaimana nanti DMI. Saya orangnya kalau ada amanah pasti fokus. Beliau langsung tanya, apakah ada yang menekan untuk mundur? Saya jawab demi Allah tidak ada ketua. Semua karena saya takut tidak dapat membagi waktu mengurus Undata dan DMI. Beliau tawarkan nanti wakil ketua saja yang operasional, namun saya meminta Pak Ketua provinsi untuk tetap mundur dan DMI diurus yang benar – benar fokus.

Redaksi : Apakah benar ada tekanan?

HM : Itu fitnah keji dan tidak jelas sumbernya. Janganlah ramadhan dikotori dengan fitnah san sini membuat gaduh dan kita semua tidak fokus dengan tujuan. Tolong tidak benar itu dinda. Fitnah yang keji. Saya saat mau dipilih menghadap Bapak Gubernur untuk izin mengurus DMI. Beliau malah bilang bagus itu. Pak Gubernur malah cerita akan ada anggaran pembangunan masjid raya Sulteng lewat APBD.

Redaksi : Anda merasa bersalah?

HM : iya sangat menyesal dan salah. Mengapa saya tidak mempertimbangkan iti semua (tugas dan waktu). Di Undata saja saya pulang sore kadang mau Magrib. Gimana nanti DMI. Insya Allah saya akan terus bersama DMI. Begitu ya.****

editor : andono wibisono

Berita terkait