Jokowi Temui Pemimpin Rusia-Ukraina, Tawarkan Usulan ‘Koridor Pangan’

  • Whatsapp
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman, Senin (27/6/2022) (ANTARAFOTO/Laily Rachev)

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut akan menawarkan solusi dalam mengatasi ancaman krisis pangan global yang dipicu oleh invasi Rusia di Ukraina.

Presiden Jokowi dilaporkan membawa proposal koridor pangan, skema yang sebelumnya pernah disampaikan dari beberapa negara.

Menurut laporan Organisasi Pangan Dunia (FAO), perang Ukraina-Rusia akan mendorong 47 juta orang di seluruh dunia masuk ke jurang kerawanan pangan akut.

Guru besar dari IPB mengatakan ini ancaman nyata, yang juga akan terjadi di Indonesia jika perang tidak berhenti sampai 2024.

Langkah yang diambil Presiden Jokowi diapresiasi sejumlah pengamat hubungan internasional, meskipun diragukan akan diterima oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Getty ImagesKunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina dilakukan pada akhir Juni 2022.

Duta Besar RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, mengatakan Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pandangan tentang krisis pangan global dalam pertemuan dengan Presiden Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Menurut Arif, Presiden Jokowi akan menawarkan gagasan “koridor pangan” kepada kedua kepala negara.

“Ya, Pak Presiden akan minta Presiden Putin untuk membuka koridor pupuk dan koridor gandum,” katanya kepada BBC News Indonesia, Selasa (28/06).

Koridor ini merupakan jalur distribusi barang yang dijamin kedua negara, Rusia dan Ukraina, bebas dari aktivitas perang, yang posisinya menyerupai koridor bagi warga sipil yang ingin menyelamatkan diri dari perang.

Sebelumnya, dalam pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin kelompok negara maju G7, Jokowi menyampaikan keprihatinan tentang ancaman krisis pangan global menyusul krisis Ukraina-Rusia.

Ancaman krisis pangan ini akan lebih dulu menyasar negara-negara berkembang.

“Tiga ratus dua puluh tiga juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut.

“G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini.

“Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Presiden Jokowi dalam KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, yang berlangsung di Elmau, Jerman (27/06).

Dalam keterangan tertulis kepada pers, Presiden Jokowi mengatakan pentingnya dukungan negara G7 apa yang ia sebut “me-reintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global”.

Berita terkait