Tanggapan Elite Parpol
Teguran Jokowi ke Zulhas ini juga menuai respons dari sejumlah elite partai politik. Salah satunya datang dari anggota DPR RI Fraksi PDIP Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin.
“Persoalan minyak goreng saat ini kan masih menjadi sorotan lantaran harganya masih tergolong mahal. Mestinya Mendag berfokus mengatasi masalah minyak goreng dalam waktu sesingkat-singkatnya, bukan malah memanfaatkan situasi untuk berkampanye,” kata Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa (12/7).
Hasanuddin menyebut Mendag dengan sapaan akrab Zulhas itu tak bisa seenaknya sebagai pejabat publik. Menurut dia, tak etis seorang menteri yang baru dilantik malah melakukan hal yang disebutnya memalukan itu.
“Sekarang kan beliau menjadi pejabat publik, tak bisa seenaknya. Saya kira tidak etislah sebagai sebagai pejabat kementerian yang baru menjabat beberapa bulan sudah melakukan hal yang menurut saya memalukan,” katanya.
Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak juga mengkritik Zulhas. Amin Ak menganggap apa yang dilakukan Zulhas masuk kategori politik uang atau money politics.
“Pertama dari sudut pandang edukasi politik, jelas apa yang dilakukan Pak Zulhas tersebut tidak mendidik meskipun tidak menggunakan uang atau fasilitas negara,” kata Amin kepada wartawan, Selasa (12/7).
“Karena munculnya ajakan untuk memilih, maka pemberian minyak goreng gratis tersebut bisa dianggap money politics. Sebagai pejabat publik yang mestinya menjadi teladan bagi masyarakat, maka hal itu tidak etis dilakukan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid menilai aksi Zulhas bagi-bagi minyak goreng gratis sambil meminta agar anaknya, Futri Zulya Savitri, dipilih dalam pemilu bukan hal yang tepat. Jazilul meminta Zulhas fokus bekerja.
Jazilul menilai sebaiknya Zulhas fokus bekerja membantu Presiden Jokowi sebagai Mendag. Dia juga menyoroti harga minyak goreng yang masih belum stabil.
“Itu mah kurang pantas. Fokus kerja bantu Pak Jokowi dulu, minyak goreng dan harga sawit masih belum stabil, kok kesusu (terburu-buru) kampanye?” kata Jazilul kepada wartawan, Selasa (12/7).
Sorotan juga disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR Fraksi Golkar Sarmuji. Dia mengingatkan Zulhas untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.
Sarmuji menyebutkan seharusnya Zulhas berhati-hati dengan jabatan barunya sebagai Mendag. Terlebih, menurutnya, persoalan minyak goreng masih menjadi isu sensitif.
“Menteri sebaiknya berhati-hati karena menteri adalah jabatan publik yang ibarat buku terbuka untuk dibaca semua orang. Apalagi menyangkut isu yang sensitif seperti minyak goreng,” kata Sarmuji kepada wartawan, Selasa (12/7).