Lebih lanjut, Agung mengklaim polisi siap untuk membuka berbagai data dan temuan terkait kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J tersebut.
Dia juga mengaku akan memberikan akses seluas-luasnya kepada tim penyidik dari Komnas HAM untuk membantu pengusutan kasus ini.
“Nanti kita koordinasinya tak berhenti sekarang, tapi rutin, dan Komnas HAM mengatakan ‘Pak Agung kita mau masuk ke sini’, saya buka juga. Itulah kita terbuka seperti itu,” tuturnya.
Ia menegaskan tim khusus bakal bekerja secara transparan dan terbuka sesuai dengan mandat Kapolri. Agung mengatakan timsus akan bekerja maksimal.
“Termasuk juga dengan Kompolnas demikian, jadi Timsus ini bekerja maksimal, tapi tak tertutup. Misalnya akses pengen ketemu, mau masuk monggo silahkan, kita on the track dan secepatnya kita akan melakukan pengungkapan ini,” katanya.
Sorotan kejanggalan soal peristiwa ini salah satunya datang dari keluarga Brigadir J. Keluarga mengaku tak bisa terima dengan kronologi yang diceritakan polisi.
Selain itu, keluarga mengaku melihat ada luka selain tembakan, seperti sayatan dan memar di jasad Brigadir J.
Peneliti Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso juga memaparkan kejanggalan di balik peristiwa penembakan Brigadir J.
Salah satunya, rumah Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang jadi tempat kejadian perkara tidak langsung diamankan dengan garis polisi.