SULTENG – Kepala Sekretariat Tenaga Ahli (TA) Gubernur Andi Aril Pattalau Menggelar Morning Coffe dalam rangka mendorong peningkatan Fiskal Daerah Sulawesi Tengah dengan tema “Melirik Potensi Pendapatan SulTeng Melalui Konsep Labuh Jangkar”.
Diskusi Rutin ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah Moh. Arif Latjuba, Kepala bidang Asnansyah mewakili Kadis Perhubungan Sulteng, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sofian, Tenaga Ahli Gubernur (T.A.G) Bidang Stabilitas Ekonomi, Peningkatan Fiskal dan Investasi Daerah Andika. Pada hari jumat, 30 September 2022 di Café Tanaris Jl. Juanda Palu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah Moh. Arif Latjuba menyampaikan dalam diskusi ini, tentang Pemanfaatan Labuh Jangkar. Daerah yang telah menerapkan Labuh Jangkar adalah Provinsi Kepulauan Riau dengan pendapatan mencapai Rp 200 Miliar pertahun.
“Potensi Labuh Jangkar ini sangat besar dalam rangka meningkatkan fiskal daerah, apalagi dengan adanya industri – industri pengolahan seperti yang ada di Morowali dan Morowali Utara serta adanya potensi pembangunan IKN, sehingga paling tidak akan ada kapal – kapal antri yang akan masuk pelabuhan” Ucap Moh. Arif Latjuba Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah.
Menurut Moh. Arif Latjuba “Disinilah potensi Labuh Jangkar yang bisa dimanfaatkan Pemerintah Daerah, karena kita punya potensi daerah ini khususnya untuk perairan kita berhadapan dengan selat Makassar, berhadapan dengan teluk Tolo, Kawasan Teluk Tomini, kita berhadapan juga dengan laut Sulawesi”.
Tenaga Ahli Gubernur (T.A.G) Bidang Stabilitas Ekonomi, Peningkatan Fiskal dan Investasi Daerah Andika Menanggapi Pendapat Arif Latjuba “Jadi memang betul yang disampaikan Pak Arif Latjuba berkaitan dengan pemanfaatan ruang laut dalam rangka memperluas cabang-cabang pendapatan untuk penerimaan daerah sulteng, inisiatif Pak Arif ini menambah cakrawala dan wawasan kita tentang ada apa dilaut itu? Adakah sesuatu dilaut itu yang bisa berpotensi memberi, mendukung, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah”.
“Saya Ingat satu waktu Tobi salah satu pengusaha nasional yang bergerak banyak disektor perikanan dan kelautan menyebut bahwa,”Sesungguhnya uangnya Indonesia itu banyaknya ada di laut”, Ada apa dilaut itu tadi sudah diberi gambaran oleh Pak Arif tentang satu item saja yang kalo itu yang dimanfaatkan salah satu negeri suatu daerah namanya Labuh Jangkar itu sudah bisa menimbulkan pendapatan yang kalo kita lihat dari sisi data statistic Riau dengan kita misalnya Teluk Palu ini kalo kita data tongkang saja itu perbulannya 150 atau 130 tongkang diwaktu normal, bisa kita bayangkan waktu permintaan meningkat tender IKN mulai pada bulan oktober ini, itu akan 2x lipat dan tinggi konsumsi yang ada sekarang ini” Ucap Andika Tenaga Ahli Gubernur (T.A.G) Bidang Stabilitas Ekonomi, Peningkatan Fiskal dan Investasi Daerah.
“Sebagai mana yang disampaikan pak kadis tadi upaya – upaya dari Dinas Perhubungan untuk melakukan upaya pemanfaatan. Apa yang disampaikan itu, bisa dengan melakukan kerjasama pemanfaatan (KSP) karena DLKR dan DLKP kewenangan kementrian, sehingga Dinas Perhubungan tidak memiliki kewenangan,” katanya.
Olehnya, Asnansyah berharap pemanfaatan ruang kelautan itu bisa dilakukan kerjasama dengan melibatkan dinas terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan.
Setelah melakukan diskusi terkait peluang pendapatan daerah dari Labuh Jangkar, maka diakhir diskusi disepakati akan ditindaklanjuti dengan melihat regulasi yang bisa dibuat sebagai dasar Labuh Jangkar itu dengan melibatkan Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Biro Hukum Sekretariat Provinsi Sulteng.
Penulis : Hidayat