PALU,- Sungai Palu adalah anak sungai dari Sungai Gumbasa, Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Di sekitar sungai ini diperkirakan ada ratusan bahkan jumlahnya mendekati ribuan binatang buas, Buaya.
Buaya Sungai Palu hidup di sekitar muara Teluk Palu. Dulu, sebelum bencana alam 28 September 2018, buaya-buaya hidup di sekitar Delta Jembatan Palu VI (menghubungkan Palu Barat dan Palu Timur). Tapi, pasca bencana gempa bumi 7,4 SR disertai tsunami di sekitar Jembatan Palu VI, habitat mamalia buas itu menyebar hingga di sekitar Pantai Barat Kabupaten Donggala.
Panji, Sang Petualang yang dikenal disebuah stasiun TV Swasta Nasional menyebut bahwa habitat Buaya Sungai Palu bisa ratusan jumlahnya. Karena ketika malam hari ia dan timnya menyusuri sungai melihat banyaknya sinar mata di bawah Jembatan Palu VI dan Delta. Pernyataan Panji itu diungkapkan ketika ia berencana akan melepaskan buaya yang di lehernya terjerat ban motor bekas. Panji datang sebelum bencana Pasigala kala itu.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palu, Sudaryano Lamangkona kepada kailipost.com dalam sebuah kesempatan menyebut bahwa setiap betina Buaya dapat bertelur hingga 80 butir. Setiap masa bertelur, yang diperkirakan menetas 10 telur. ‘’Kalau apa yang dikatakan Panji ada puluhan bahkan ratusan ekor buaya, katakan separohnya betina dan dikalikan 10 telur menetas sekarang sudah berapa? Kami sendiri juga ingin memiliki Program Penangkaran dan menjadikan buaya Sungai Palu sebuah destinasi Wisata tapi kan itu mesti dibicarakan dengan BKSDA dan provinsi,’’ terang Ano, sapaan akrab Kadis Damkar itu.
Di Malang Jawa Timur, ada home industri berbahan dari kulit buaya. Di sana buaya ditangkarkan dan dimultigunakan untuk peningkatan kerajinan industri rumahan. Apakah tidak bisa ditiru?
Pemerintah Kota Palu sudah waktunya memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) terkait dengan budidaya buaya Sungai Palu baik dari perspektif lingkungan, industri pariwisata, perspektif sumber daya alam dan lainnya. BKSDA juga mesti turut berkontribusi dengan makin menguatirkannya populasi Buaya Sungai Palu. Karena populasi yang tidak terkendali akan mengalami ledakan dan pasti akan konflik dengan manusia. Akibatnya, semua UU akan dilanggar. Karena warga sekitar juga ingin aman. Buaya juga ingin mempertahankan kehidupannya. ***
penulis : hidayat
editor : andono wibisono