Erick Thohir Beberkan Sejumlah Kunci Melejitnya Tingkat Kepuasan Publik ke Jokowi Melonjak

  • Whatsapp
Presiden Joko Widodo menyapa tamu undangan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 25 Maret 2022. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik EV Battery. Nikel Indonesia menguasai 27 persen kebutuhan pasar global.

Kebijakan Kementerian BUMN melakukan inovasi model bisnis dalam industri itu, sekaligus meningkatkan value chain nikel Nusantara yang berlimpah. Tujuannya untuk memanfaatkan keuntungan sekaligus membangun industri baterai lithium di dalam negeri.

Kebijakan itu kemudian disambut investor asing. Di antaranya dengan bergabungnya dua perusahaan produsen electric vehicle (EV) Battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia dalam proyek investasi senilai US$ 20 miliar lebih untuk pengembangan rantai pasokan nikel di Tanah Air.

Sebelumnya, Mining Industri Indonesia (MIND ID) sebagai Holding BUMN Industri Minerba telah menuntaskan transaksi pembelian 20 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (PT VI). Yang merupakan perusahan dengan aset nikel terbaik dan terbesar di dunia.

Pembelian saham PT VI oleh MIND ID itu sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional. “Terutama nikel domestik sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu,” tutur Erick.

Sementara di industri batu bara, BUMN melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) atau gasifikasi batu bara. Aktivitas tersebut dilakukan di proyek gasifikasi batu bara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Proyek gasifikasi batu bara itu dilakukan dengan melibatkan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI). Proyek itu dapat mengurangi subsidi LPG sebesar Rp 7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.

“Ini yang saya rasa mengapa Pak Jokowi sekarang mendorong lagi hilirisasi diteruskan. Pak Jokowi juga akan mendorong lagi, bisa tidak kita swasembada gula di tahun 2030. Bisa tidak gula jadi etanol—pelarut organik dan bahan baku,” kata Erick.

Berita terkait