Kejutan yang mematikan
Sebelum hujan datang ke Atacama, sampel tanah yang diambil dari wilayah Yungay yang terletak di inti gurun menunjukkan keberadaan 16 spesies mikroba yang berbeda.
Karena karakteristiknya yang sunyi, area tersebut sering dipelajari sebagai semacam simulasi untuk penelitian soal potensi kehidupan di Mars. Salah satu kemiripannya adalah lingkungan Atacama yang tidak ramah.
Hujan kemudian meninggalkan genangan air di lanskap yang cuma pernah mengenal kata kekeringan.
Analisis tanah menunjukkan populasi mikroba Yungay telah mengalami kepunahan massal dengan hilangnya sekitar 75 hingga 87 persen spesies dari total yang dilaporkan sebelumnya.
“Setelah hujan, hanya ada dua hingga empat spesies mikroba yang ditemukan di laguna,” kata Fairén.
“Hasil kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa menyediakan air dalam jumlah besar secara tiba-tiba untuk mikroorganisme – yang diadaptasi dengan sangat baik untuk mengekstrak kelembapan yang sedikit dan sulit dipahami dari lingkungan yang paling kering – akan membunuh mereka karena kejutan osmotik,” tambahnya.
Kejutan osmotik terjadi ketika zat terlarut dalam cairan di sekitar sel tiba-tiba berubah konsentrasinya, yang kemudian dengan cepat mengubah cara air mengalir melalui membran sel, dan menyebabkan stres akut.
Banyak spesies telah berevolusi dengan berbagai cara untuk mempertahankan diri dari tekanan seluler ini. Namun, mikroba Yungay tidak dapat bertahan dan kini hanya menyisakan populasi 2-4 spesies mikroba.
Meski demikian, temuan tersebut memiliki sisi positif bagi manusia, temuan ini menawarkan wawasan baru yang berharga tentang bagaimana mikrobiota dapat beradaptasi untuk bertahan hidup di dunia asing yang sama tandusnya. ***
Editor/Sumber: Riky/CNN Indonesia