Benarkah Gubernur Sulteng dan Istrinya Tinggalkan NasDem Jelang Pemilu 2024?

  • Whatsapp
banner 728x90

SULTENG – Pemilu 2024 efektif tersisa setahun. Khususnya, pemilihan anggota legislatif dijadwalkan 14 Pebruari 2024 mendatang. Suasana politik di sejumlah wilayah tensinya mulai memanas. Konsolidasi partai politik di daerah menaikkan eskalasinya.

Di Provinsi Sulawesi Tengah pun serupa. Negeri Seribu Megalit, parpol silih berganti konsolidasi. Sejumlah elit pusat pun datang konsolidasi. Sebut saja Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) direncanakan besok, Senin 27 Pebruari 2023 di Palu, GBK (gedung bumi kaktus) Tondo melantik seluruh DPC se Sulteng.

Yang tak kalah menarik sebelumnya dalam sebuah kesempatan konsolidasi Partai Gerinda via daring, Prabowo mengucapkan selamat ke DPD Partai Gerindra, bahwa akan ada tokoh baru masuk partai besutannya.

Spekulasi ‘tokoh’ yang disebut Prabowo menyasar ke nama Gubernur Sulteng Rusdy Mastura. Spekulasi itu tidak 100 persen salah. Karena ketika di Palu, acara Munas KAHMI, gubernur disapa Cudi, selalu mendampingi dan menjemput Prabowo. Begitu juga di Jakarta, Cudi sempat berpose di ruangan Menteri Pertahanan.

Secara resmi, Gubernur Rusdy Mastura tak menanggapi rumor dan isu itu. Ia nampak tak mengubris. ‘’Bekerja dulu sesuai tugas APBD 2023. Kita menaikkan fiskal daerah sesuai target dulu,’’ jawabnya menghindar beberapa kali ke media ketika door stop.

Beberapa hari ini kabar yang sama beredar bahwa istri gubernur, Vera Rompas yang Ketua DPC Partai NasDem Kota Palu keluar dari partai. Ia dikabarkan malu sebagai istri nama suaminya dijadikan bahan debat komentar di sosial media oleh elit sesama partai.

Tapi, kepada redaksi, semalam (27/2/2023) doktor ilmu sosial politik itu enggan bicara hal itu. ‘’Belum. Apa itu? Siapa bilang,’’ jawabnya di pesan elektronik WhatsApp. Sebagai istri dan sejumlah jabatan sosial dan kemasyarakatan serta parpol memang menurutnya banyak menyita waktu.

Pada sebuah Podcast Inilah palu.com, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Akhmad H Ali menegasi bahwa kemenangan partainya di Pemilu 2019 karena konsolidasi struktur yang masif hingga ke bawah. Bukan karena faktor dirinya atau figur tokoh tertentu. Kemanangan NasDem semata-mata adalah konsolidasi struktural internal partai hingga di desa – desa dengan menjalankan program restorasi.

*NASDEM RUGI ATAU UNTUNG*

Bila nantinya, Rusdy Mastura dan istrinya benar hengkang dari partai besutan Surya Paloh itu apakah rugi secara politis? Atau bahkan untung? Siapa nantinya yang diharapkan mengganti figur sekelas Cudi untuk vote getter di wilayah penduduk sebesar 3.052.020 jiwa sesuai data BPS 2022.

Sanggupkah NasDem mencari tokoh sekelas Cudi, untuk pengumpul suara di wilayah Barat, khususnya di Sulteng? Untuk di wilayah Timur, figur Akhmad H Ali dan Ma’mun Amir (dewan penasehat DPW) kiranya masih diandallan untuk vote getter. ***

editor : andono wibisono

Berita terkait