Nduga,- Pimpinan Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Egianus Kogoya mengintimidasi 15 pekerja di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Para pekerja berhasil dievakuasi setelah berjalan kaki melewati hutan dan pegunungan.
Awalnya, 15 pekerja tersebut mendapat ancaman dari KKB bersenjata lengkap pada Sabtu (4/2/2023) lalu. Warga setempat kemudian mengumpulkan hendak membantu mereka.
“Jadi ketika mereka diancam dan diintimidasi oleh KKB dengan dilengkapi senjata api, lalu masyarakat datang dan menolong mereka hingga akhirnya mereka diamankan oleh masyarakat,” ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani kepada detikcom, Kamis (9/2).
Para pekerja proyek pembangunan puskesmas itu pun diminta agar meninggalkan dari Distrik Paro. Rencana keluar dari wilayah Paro menuju Distrik Kenyam pun dijalankan pada Minggu (5/2).
“Paro-Kenyam itu sangat jauh. Melewati gunung-gunung dan hutan,” tuturnya.
Mereka harus berjalan kaki lantaran tidak ada akses transportasi. Ke-15 pekerja didampingi 5 warga setempat sebagai penunjuk jalan.
“Namun sebelum mereka berjalan kaki, mereka sempat berkomunikasi dengan kontraktor atau pimpinan para pekerja bahwa mereka akan ke Kenyam,” lanjut Faizal.
Faizal mengatakan, kontraktor sempat berkomunikasi dengan polisi terkait kondisi yang dialami pekerja. Polisi menerima informasi terkait rencana ke-15 pekerja menuju ke Distrik Kenyam.
“Dan kami juga mendapat petunjuk dari kontraktor tersebut strategi mereka dalam berjalan menuju Kenyam,” terangnya.
Menurutnya, 15 pekerja telah memberikan tanda-tanda terkait keberadaan mereka sebelum dievakuasi. Faizal mengatakan, mereka membuat asap di titik pemberhentian hingga membentangkan kain berwarna oranye.
“Jadi ini sebenarnya simpel. Tapi sangat membantu kami. Apalagi akses komunikasi di sana tidak ada,” ungkap Faizal.
Aparat gabungan TNI dan Polri pun menyiapkan langkah penyelamatan. Personel dikejar waktu untuk segera melakukan evakuasi lantaran khawatir ke-15 pekerja dikejar KKB.
“Saat itu kita takut mereka dikejar. Nah kalau dikejar dapat, maka repot kita. Karena Egianus Kogoya itu biasanya bukan ngancam tapi membuktikan eksistensinya,” bebernya.
Apalagi perjalanan yang ditempuh para pekerja itu sangat jauh. Mereka juga berjalan kaki dengan bekal seadanya.
“Ke pos Kikibam saja sangat jauh masih ada 15 KM lagi. Sedangkan ke lokasi evakuasi di Puncak Weya saja mereka berjalan 10 KM selama 2 hari,” papar Faizal.
Helikopter pun diterjunkan untuk mengevakuasi para pekerja itu. Proses evakuasi terhadap 15 pekerja dilakukan secara bertahap dalam dua rombongan ke Distrik Kenyam meski terkendala cuaca buruk pada Rabu (8/2).
“Kemarin sempat kita mendapat tantangan cuaca buruk yakni berkabut. Namun Puji Tuhan siang hari kabut terbuka dan kami berhasil mengevakuasi semuanya ke Kenyam dan kemudian dilanjutkan ke Timika Kabupaten Mimika,” jelasnya.
Polisi Bantah 15 Pekerja Disandera
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo membantah ke-15 pekerja tersebut disandera KKB. Mereka disebut hanya diancam KKB pimpinan Egianus Kogoya.
“Jadi kami sudah mintai keterangan kepada mereka pascadievakuasi. Disampaikan mereka tidak pernah disandera, melainkan diancam dan diintimidasi,” ungkap Benny saat dikonfirmasi Kamis (9/2).
Para pekerja yang mendapat intimidasi KKB dicurigai sebagai anggota intelijen pemerintah. Namun mereka dilepaskan hingga diminta segera keluar dari Distrik Paro.
“Mereka dikumpulkan di awal. Namun setelah itu mereka tidak lagi disandera, tapi mereka sudah disuruh pergi keluar dari wilayah Distrik Paro,” ucap Benny. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com