Jakarta,- Bisnis Transmart akhir ini kerap disorot, khususnya soal penutupan beberapa gerainya. Namun bukan malah kendor, ini sejatinya langkah taktis Transmart untuk lebih gaspol.
Vice President Corporate Communications PT Trans Retail Indonesia, Satria Hamid, mengakui adanya penutupan sejumlah gerai Transmart dalam jumlah terbatas. Yakni di kisaran belasan dari total 120 gerai yang dimiliki raksasa retail Indonesia itu.
“Umumnya gerai-gerai yang ditutup adalah gerai-gerai lama Carrefour yang sudah tak bisa dipertahankan. Gerai ini sudah tua, tak menarik lagi secara penampilan dan tren pasar saat ini,” lanjut Satria, Selasa (7/2/2023).
Selain itu, gerai Transmart yang ditutup ini juga berada di lokasi yang tak lagi ramai dan menguntungkan secara bisnis, semisal di pusat perniagaan ITC.
Seperti sektor industri lain, Transmart juga berjuang keras melewati masa pandemi. Namun sejak September 2022, transformasi bisnis Transmart dilakukan yang dipimpin langsung oleh Chairman CT Corp Chairul Tanjung.
Hasilnya, Transmart kembali bangkit dan membukukan kenaikan penjualan. Lini bisnis FMCG Transmart mencatat lonjakan penjualan 48%, Department Store 67%, Electronic 55% dan Trans Hardware 26% pada Desember 2022 dibandingkan dengan Agustus 2022.
“Lini bisnis FMCG naik seiring lengkapnya produk d Transmart dan harga yang kompetitif. Dept store pun naik seiring semakin banyaknya multi brand yang masuk ke Transmart dengan diawali Pak CT waktu itu lead supplier Gathering,” Satria menambahkan.
Sementara lini bisnis elektronik naik dengan bertambahnya varian brand dan jenis produk dan diskon Allo 10% menjadi pembeda karena harganya jadi semakin turun.
“Konsumen Transmart dapat menikmati fasilitas diskon dan kemudahan yang ditawarkan melalui kerja sama kami dalam ekosistem CT Corp dengan diskon 10% menggunakan aplikasi bank digital Allo Bank maupun fasilitas Bank Mega,” pungkas Satria. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com