Pengucilan Myanmar dalam berbagai pertemuan ASEAN juga tak lantas membuat junta berhenti melakukan tindakannya ataupun melaksanakan poin-poin dalam konsensus.
Retno menegaskan Indonesia bertekad untuk memulai lagi pendekatan-pendekatan dengan seluruh pemangku kepentingan di Myanmar.
“Sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan memulai keterlibatan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar, dengan satu tujuan yaitu membuka kemungkinan dialog nasional yang inklusif di Myanmar,” katanya, menambahkan.
Presiden Joko Widodo kepada Reuters sebelumnya sempat mengungkapkan rencana Indonesia untuk mengirim seorang jenderal tinggi guna berbicara dengan para pemimpin junta Myanmar.
Langkah itu diharapkan bisa menunjukkan kepada militer yang kini berkuasa di Myanmar tentang bagaimana Indonesia berhasil melakukan transisi menuju demokrasi.
Namun hingga saat ini, belum ada kejelasan soal rencana tersebut. Menlu Retno juga berkali-kali mengatakan bahwa ASEAN akan tetap merujuk kepada Konsensus Lima Poin guna membuka dialog nasional di Myanmar.
Sementara itu, Menlu Qin menyatakan dukungannya kepada Indonesia dan ASEAN untuk menjaga stabilitas di kawasan, tanpa pengaruh dari pihak atau kekuatan mana pun.
“Kami akan berupaya untuk mendukung kebebasan ASEAN serta mendukung sentralitas ASEAN dalam menciptakan arsitektur kawasan yang damai,” kata Qin.
“Kami akan mendukung sepenuhnya Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan,” lanjut dia.
Pertemuan Menlu Retno dengan Menlu Qin pada Rabu membahas upaya peningkatan kerja sama kedua negara serta berbagai isu di kawasan dan global.
ASEAN saat ini memiliki 10 negara anggota, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. ***
Editor/Sumber: Riky/Antara