Jakarta,- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto telah menargetkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak akan selesai di 2023. Dia juga mengatakan hingga saat ini capaian vaksinasi di angka 25 persen dari populasi.
“Pelaksanaan vaksinasi PMK akan kami selesaikan di tahun 2023 ini, mengingat realisasinya baru mencapai 25 persen dari populasi,” kata Suharyanto saat memberi sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023 BNPB, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2023).
Suharyanto mengatakan bahwa pihaknya masih berusaha mengendalikan wabah PMK. Dia menyebut saat ini ada 5.700 kasus PMK yang masih tersisa.
“Bapak Presiden, saat ini Pandemi COVID-19 telah berhasil dikendalikan. Kami juga masih bekerja sebagai Satgas Pengendalian PMK, tetap berfokus pada pengentasan sisa kasus sebanyak 5.700 ekor, dari total kasus yang sempat mencapai 619.000 ekor ternak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan kejadian bencana di 2022 mengalami penurunan dari sebelumnya. Namun, dia mengatakan untuk dampak dari kejadian bencana alam yang terjadi di 2022 lebih besar dibandingkan 2021.
“Ditinjau dari jenisnya, bencana hidrometeorologi basah masih dominan. Namun dari sisi dampaknya, bencana geologi lebih signifikan, sehingga menjadi fokus perhatian ke depan dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan,” kata dia.
“Selain itu kami juga mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi kering yang mungkin mengalami peningkatan di tahun 2023 ini,” sambungnya.
Dia mengatakan akan melakukan penguatan pada struktur bangunan sesuai arahan dari Presiden Jokowi. Dia menyebut hal itu, juga belajar dari dampak gempa bumi Cianjur yang terjadi pada Senin (21/11).
“Belajar dari kejadian dan dampak dari gempa Cianjur dengan kekuatan 5,6 M, serta gempa Turki dengan kekuatan 7,8 M telah mengakibatkan korban jiwa, infrastruktur sangat besar. Maka penguatan struktur bangunan, fasilitas sosial, fasilitas pendidikan, fasilitas publik dan fasilitas kesehatan sebagaimana arahan Bapak Presiden dalam Rakornas tahun 2022 lalu, harus tetap menjadi fokus perhatian kita bersama,” ungkapnya.
“Selain itu kami juga mendorong pemetaan sesar-sesar aktif darat yang belum terindentifikasi, khususnya di kawasan padat penduduk berdasarkan segala kejadian gempa bumi di masa lalu,” imbuh dia. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com