Pengamat Politik: Dua Skema soal Pernyataan Golkar tentang Koalisi Besar

  • Whatsapp
Ketua Umum NasDem Surya Paloh, bakal calon presiden yang diusung Koalisi Perubahan Anies Baswedan, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), politikus senior Golkar Jusuf Kalla, sampai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto duduk semeja dalam buka bersama di Nasdem Tower.(Merdeka/Ahda Bayhaqi)

Jakarta,- Ketua Umum (Ketum) Golkar, Airlangga Hartarto menyinggung koalisi besar ketika memberikan pernyataan setelah buka puasa bersama dan silaturahmi dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, akhir pekan kemarin.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Ujang Komarudin menyebut ada dua kemungkinan dari terjadinya koalisi besar.

“Ada dua skema, pertama Nasdem PKS Demokrat lalu di satu koalisi yang lain koalisi yang lainnya itu misalkan Golkar, Gerindra, PKB dan PDIP. Kedua, PDIP yang didukung koalisi beberapa partai, tapi siapa partainya ini masih cair dan belum tahu permainan apa yang dilakukan,” kata Ujang melalui pesan suara diterima Liputan6.com, Senin (27/3/2023).

Ujang menerka, koalisi besar yang nantinya terjadi akan muncul setelah mengetahui siapa calon presiden dari PDIP. Semisal Puan, Ujang mencontohkan maka akan ada koalisi besar yang akan dipersiapkan.

“Misal PDIP siapa, Puan yang dicapreskan tapi melawan koalisi besar, maka bisa saja partai lain akan bersama-sama membentuk koalisi besar tersebut,” urai Ujang.

Berita terkait