Siswa Sakiti dengan Menyayat Tangan Bukti Medsos Sudah Perlu Dibatasi, Kata Saiful Huda

  • Whatsapp
Syaiful Huda (Foto: dok. PSSI Pers)

Penguatan Pendidikan Karakter

Huda juga menyoroti pendidikan karakter pada peserta didik. Menurutnya, saat ini pendidikan karakter masih menjadi pekerjaan rumah bagi pendidikan di Indonesia.

“Akhir-akhir ini kita rasakan betul memang hampir 10 tahun terakhir kita merasakan betul pendidikan yang berbasis kultur, tradisi agama, itu relatif tidak mendapatkan porsi yang lebih dalam pendidikan kita,” jelasnya.

Huda berharap pendidikan karakter di sekolah harus diperkuat. Menurutnya pendidikan karakter ini akan memberikan panduan kepada anak-anak dalam mengambil keputusan.

“Secara umum sekali lagi ini pentingnya pendidikan karakter di kita. Transformasi pendidikan karakter kita ini tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena di mata saya ketika pendidikan karakter kita ke anak didik kita kuat, saya meyakini mereka akan punya filter dan mereka punya cara kerja untuk mengunyah informasi selembut-lembutnya, dan menyaring sebagus-bagusnya,” jelasnya.

52 Pelajar di Bengkulu Lukai Tanggannya

Sebanyak 52 pelajar di Bengkulu Utara, Bengkulu, nekat menyayat tangan sendiri. Mereka melukai diri sendiri karena berbagai alasan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Utara, Fahruddin, menyebut mereka terpengaruh konten TikTok. Pihak sekolah telah memanggil orang tua para siswa itu.

“Bila telah hadir semua besok kita akan mengetahui apa latar belakang yang sebenarnya, dan dugaan sementara karena pengaruh media sosial,” jelasnya, Jumat (10/3/2023).

Polisi lalu melakukan penyelidikan. Rupanya selain mengikuti tren media sosial, aksi itu dilakukan karena para siswa mencari jati diri.

“Mencari jati diri, meniru yang dilakukan media sosial dan karena faktor dimarahi orang tua di rumah,” ungkap Andy. ***

Editor/Sumber: Riky/Detik.com

Berita terkait