Kemudian, Salah satu destinasi yang bisa di kunjungi oleh wisatawan juga di Desa Towale adalah destinasi religinya, sebuah mesjid yang di bangun sejak zaman kerajaan Kaili pada tahun 1800-an. Dan mesjid ini dinamakan mesjid Bulava Mpongeo.
Selain itu, ada juga yang menjadi daya tarik para wisatawan ketika berkunjung adalah atraksi dan ritual budaya memandikan kucing yang terbuat dari emas yang merupakan salah satu ritual yang biasa dilakukan menolak balla menurut kepercayaan masyarakat sekitar.
Masyarakat di Desa Towale hampir 80 persen bekerja sebagai penenun, khususnya ibu-ibu. Peralatannya pun masih menggunakan alat tenun tradisional. Dan juga motif kain tenun yang memiliki ciri khas tersendiri yakni, motif dasar bunga yang di modifikasi dalam berbagai bentuk.
“Itulah yang membedakan dari tenun daerah-daerah lain.” Sebut Diah
Selanjutnya, Kadis Pariwisata juga menjelaskan bahwa apabila para wisatawan yang ingin berkunjung ke Sulawesi Tengah apalagi datang ke Desa Towale, hal nomor satu yang perlu dilakukan adalah mencoba kuliner khas Sulteng yakni, Kaledo (Kaki Lembu Donggala) dan Dange yang merupakan kuliner khas Sulteng yang terbuat dari sagu.
Lebih lanjut, Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan mengunjungi Desa Towale adalah keberadaan satu sumur yang di beri nama pusat laut atau dalam bahasa Kaili sebut puse ntasi, sumur ini berdiameter 10 meter dengan kedalaman 7 meter yang merupakan sumur terbesar di dunia. Ini merupakan salah satu keunikan tersendiri dari Desa Towale. Kononya di katakan bahwa jika mandi di sumur ini akan membuat orang menjadi awet muda.
“Makanya, Desa Towale ini juga dinamakan desa pusat laut karena keberadaan sumur ini.” Jelas Diah dalam dialog wawancara