Ia menyatakan, saat ini dalam menjunjung generasi emas tersebut, Indonesia masih diperhadapkan dengan tantangan pembangunan kesehatan.
Di antaranya, angka kematian ibu diperkirakan setiap jam, ada satu sampai dua ibu yang meninggal karena kehamilan, persalinan, dan nifas.
Tahun 2022, tercatat angka kematian ibu sebanyak 305 dari 100.000 ibu yang melahirkan.
“Ini masih jauh dari angka target kita yaitu angka kematian ibu seharusnya di angka 183 per 100.000 kelahiran ibu di tahun 2024,” ungkap Wakil Menteri.
Selain itu, lanjutnya Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan, 9 – 10 kematian bayi setiap jamnya.
“Pada tahun 2020, tercatat AKB masih di angka 16,85 per 1.000 kelahiran ibu. Masih perlu upaya yang lebih lanjut, untuk mencapai target kita yaitu 16 per 1.000 kelahiran ibu tahun 2024,” katanya.
Wakil Menteri mengatakan permasalahan lainnya adalah tentang Stunting, yang dimana masih terjadi 21,6 persen dari total Balita di Indonesia.
Dengan begitu, ada satu dari empat balita di Indonesia, yang mengalami stunting.
Ia menyatakan perlunya upaya yang dilakukan untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024.
Di samping itu juga, ada permasalahan lain yakni kelahiran konengital atau kelainan bawaan yang perlu intervensi sejak dini untuk mencegahnya.
“Berbagai masalah ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah adanya rasio kesehatan dari catin yang tidak teridentifikasi,” katanya. ***
Editor/Sumber: Riky/Mediaalkhairaat.id