“Jangan pernah alergi misalnya NasDem, Anies, dan poros perubahan itu disebut dengan antitesis. Itu bukan sesuatu yang negatif,” kata Adi Prayitno.
Istilah ‘antitesis’ dari filsafat dialektika GWF Hegel dicuplik oleh Zulfan Lindan, dulu politikus NasDem, untuk menjelaskan posisi politik Anies di hadapan Jokowi. Bestari Barus menyatakan Anies dan NasDem bukanlah antitesis Jokowi. Sebelumnya di kesempatan lain, NasDem juga membantah sebagai antitesis Jokowi.
Menurut Adi Prayitno, seharusnya NasDem bersikap lebih afirmatif terhadap identitas ‘antitesis Jokowi’ karena itu bukan hal yang negatif. Toh kenyataannya, Anies sejak jadi Gubernur Jakarta memang sering berseberangan dengan kebijakan Jokowi serta kebijakan Jokowi dan Ahok ketika pasangan itu memimpin Jakarta. Misalnya, Anies mengganti istilah normalisasi sungai dengan naturalisasi sungai.
“Jadi jangan ada kesan bahwa ketika ada istilah antitesis, istilah perubahan, itu sifatnya menjadi peyoratif dan negatif. Tidak. Ini menegaskan ada sesuatu yang berbeda dibanding Jokowi,” kata Adi.
“Kalau memang NasDem tidak mau berbeda dengan Jokowi, jangan majuin Anies,” ujar Adi. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik