Pidato Ganjar-Mahfud
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat malam, salam sejahtera untuk kita semuanya, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, rahayu, salam Pancasila, merdeka.
Yang saya hormati seluruh anggota KPU, Bawaslu, DKPP, terima kasih sudah memberikan sebuah proses kelancaran sampai nomor urut dari masing-masing pasangan sudah ditentukan, dan tentu hadir di sini para pimpinan politi, dari seluruh partai yang saya hormati. Kami senang, riang gembira suasana ini ditunjukkan di depan publik, dan kami ingin itu juga ada dalam hati kita masing-masing.
Saya sangat menghormati situasi ini, tapi izinkan tanpa mengurangi rasa hormat saya untuk menyapa partai pengusung saya. Dari PDIP Ibu Megawati terima kasih, Pak Mardiono dari PPP terima kasih, Pak Hari Tanoe terima kasih dari Perindo, dan Pak OSO dari Hanura, para relawan yang semua hadir, dan seluruh masyarakat Indonesia.
Jadi kita mendapatkan nomor 3 itu pas, sesuai dengan sila ke-3 persatuan Indonesia, kita satukan semuanya dalam proses politik yang menggembirakan. Bapak ibu yang sangat saya hormati, itu lah kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan, tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik, publik, pendukung Ganjar-Mahfud saya harap tenang, saya menghormati yang lain, drama-drama itu lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Dan malam ini memang seharusnya kita sebetulnya sedang memulai, memulai sesuatu perayaan demokrasi melalui Pemilu, dan namun melihat situasi belakangan ini tentu kami mendengarkan banyak pihak. Kita menangkap apa yang menjadi kegelisahan, suasana kebatinan yang muncul di masyarakat. Ada tokoh agama, ada guru-guru bangsa, ada seniman, ada budayawan, ada temen-temen jurnalis, ada para pemred, para aktivis mahasiswa, dan semuanya sedang menyuarakan kegelisahan itu.
Kewajiban kita bapak ibu untuk menjaga, karena kalau kita merasakan itu rasanya demokrasi harus kita pastikan bahwa demokrasi bisa baik meskipun sekarang belum baik-baik saja, kita harus sampaikan itu. Saya tenang kok, dan kami ini tenang semuanya, karena kami sangat yakin ada rakyat Indonesia bersama kami untuk menjaga demokrasi di negeri ini.
Bapak ibu yang sangat saya hormati, perjalan demokrasi ini memang kadang-kadang lurus, kadang-kadang berliku, seperti aliran air, tetapi percayalah air yang mengalir itu dia akan mengikuti arah batinnya. Dia tidak akan bisa dibendung dengan cara apapun.
Dan kalau bendungan itu dia paksakan, dia akan tetap mencari jalannya. Muara itu lah muara demokrasi yang hari ini kita idam-idamkan, dan tentu saja ini lah, kesepakatan hari ini yang mesti kita jaga bersama.
Bapak ibu saya ingin sampaikan dalam kesempatan yang berbahagia ini, setelah ini kita mesti bisa memastikan bahwa arah reformasi mesti kita tuntaskan, demokrasi yang berjalan jurdil, situasi yang bisa berjalan pada rel, dan kita selenggarakan dengan betul-betul membawa integritas yang jauh, jauh sekali dari unsur KKN, harus kita pastikan. Ini lah amanat reformasi, dan ini lah amanat konstitusi yang sekarang kita pegang, dan tentu kita mesti menyelamatkan seluruh golongan, seluruh kelompok masyarakat, dan bagaimana sejatinya kita menjaga NKRI.
Bapak ibu saudara sekalian, diam itu bukan lah pilihan, dan bicara ungkapkan dan laporkan praktik-praktik tidak baik yang mencederai demokrasi. Saya berterima kasih karena pasangan nomor 1 dan pasangan nomor 2 punya komitmen yang sama, kami sangat senang. Mari kita tunjukkan integritas dan kejujuran itu sampai dengan pikiran, batin, dan perkataan kita.
Bapak ibu sekali lagi kami ulang, karena dalam kontestasi ini buat kami ini bukan persoalan Ganjar, bukan persoalan Mahfud, bukan sekadar persoalan kekuasaan, ini adalah persoalan masa depan Indonesia yang mesti kita jaga bersama. Mohon doa mohon dukungannya, bismillahirrahmanirrahim, insaallah pasangan Ganjar-Mahfud siap untuk melaksanakan itu.
Izinkan saya untuk akhiri dengan pantun, dan jagonya pantun adalah Pak Mahfud, silakan pak. ***
Sumber: Detik.com