Yunisan Try Harto Gultom Environmental PT IMIP, yang juga bertindak sebagai penanggung jawab program tersebut mengatakan, PT IMIP selalu bahu-membahu berupaya mengatasi persoalan sampah pada permukiman desa. Salah satunya dengan mengedukasi warga demi menumbuhkan pemahaman positif tentang lingkungan bersih dan sehat.
“Aksi ini membutuhkan kerja sama kita semua dan kedisiplinan semua pihak. Masalah sampah adalah masalah kita semua,” Kata pria yang akrab disapa Gultom itu.
Bertindak sebagai pendamping tim program CSR IMIP, Cecep Supriyatna memaparkan sejumlah penyebab dari buruknya penanganan sampah di Kecamatan Bahodopi. Menurut analisis Cecep, ada tiga faktor utama munculnya “lingkaran setan” isu sampah yang silang-sengkarut. Yaitu, kenaikan timbulan sampah akibat bertambahnya populasi penduduk, minimnya ketersediaan fasilitas pengelolaan sampah yang proporsional, dan kesadaran warga juga pemerintah masih rendah dalam mengelola sampah.
Hal itu diperkuat dengan pendapat beberapa warga yang menyebutkan kebutuhan penambahan prasarana bak penampung sampah dan perbaikan sistem pengelolaan limbah rumah tangga.
Amrin misalnya, mengusulkan penerapan sistem manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik di Desa Labota didukung pembagian peran antara petugas pengambil sampah dan pemungut iuran kebersihan.
Dia mencontohkan, dalam seminggu pengambilan sampah di setiap rumah dapat dilakukan 4 hingga 5 kali.
“Kalau mengenai sumber dana operasionalnya bisa dari perusahaan, dinas-dinas, atau pemerintah desa,” kata warga yang tinggal di Dusun 3 Desa Labota ini.